Oleh : Rusdy Nurdiansyah/Jurnalis Republika
REPUBLIKA.CO.ID, Menggendong ransel besar, tidur di pinggir jalan, makan dan minum seadanya, lalu berpergian menumpang truk. Itulah yang aku alami saat mengikuti acara realitas bertajuk Extreme Journey yang tayang berseri di sebuah stasiun televisi swasta pada awal Agustus hingga September 2005.
Aku bersama dua wartawan lainnya yakni Cahyo Junaedy dari Tempo dan Boy Iskan dari Sindo menempuh perjalanan menyusuri tujuh negara lewat darat, menyusuri rute para wisatawan backpacker dari seluruh dunia. Selama perjalanan, kami diikuti dua orang kameraman yang melakukan proses shooting acara reality show tersebut.
Dimulai dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, dan finis di Tibet, China. Perjalanan harus ditempuh secepat mungkin dengan dibekali uang Rp 1,5 juta.
Perjalanan penuh tantangan dimulai saat di Thailand menuju Kamboja. Faktor bahasa menjadi hal yang paling sulit saat menempuh perjalanan dari Kota Bangkok menuju border atau perbatasan Kamboja.
Sebelumnya, kami sempat menghabiskan waktu tiga hari di Bangkok. Kami bermalam di kawasan Khoa San Road. Bagi wisatawan backpacker, Khao San Road bukan lagi nama yang asing. Jalanan dengan panjang 400 meter ini melegenda dan terkenal sebagai pusat berkumpulnya backpacker seluruh dunia yang singgah ke Bangkok.
Di sini malam jadi lebih panjang. Pesta semalam suntuk di klub, kafe, hostel, dan jalanan yang semarak dengan pedagang kaki lima yang menjajakan makanan serangga, kecoa, kalajengking goreng atau bakar, hingga daging ular.
Kawasan Khoa San Road menawarkan banyak penginapan supermurah atau hostel yakni harga rata-rata 50 bath per malam atau sekitar Rp 25 ribu per orang dengan satu tempat tidur. Tentu menempati kamar berukuran 3x4 meter persegi. Waktu itu, 1 bath masih senilai Rp 500.
Lokasi Khoa San Road juga dekat dari beberapa obyek wisata seperti Grand Palace, Wat Phra Kaew, Bangkok National Museum, dan wisata hiburan sex, Patpong.
Kami sempat menyambangi kawasan wisata hiburan sex Patpong atau biasa dikenal dengan istilah Red Light Districk. Di kawasan ini, banyak wanita seksi dan lady boy menggunakan bikini menari-nari seksi di dalam sebuah kotak kaca. Sulit membedakan mana yang wanita dan mana yang lady boy.
Pertunjukan yang paling menarik perhatian adalah Ping Pong Show. Sebuah pertunjukkan yang melibatkan alat kelamin wanita, seperti membuka tutup botol, merokok, meniup lilin, sampai menembak balon dengan menggunakan alat kelamin.