REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan bagi pasien diabetes memiliki masalah tersendiri karena harus menjaga gula darah di dalam tubuh tetap terkontrol agar terhindar dari Hipoglikemia (gula darah turun) ataupun hiperglikemia (gula darah tinggi) karena makan berlebihan saat berbuka.
Selain itu, secara umum kita juga harus tetap menjaga sistem imun supaya jangan turun karena berpuasa di saat pandemi akibat virus Covid 19. Karena tentu saja kita akan mengalami perubahan kebiasaan dan pola makan yang akan sangat berpengaruh terhadap perubahan metabolisme tubuh.
Hal tersebut disampaikan dokter Spesialis Gizi Klinik dari Siloam Hospitals Manado, dr. Diane Paparang Sp.GK, melalui edukasi secara Webinar dan berkelanjutan yang dilakukan manajemen Siloam Hospitals Manado, yang kali ini bekerja sama dengan Diabetasol, yang dihadiri total 196 peserta secara on line.
"Kendala lain saat berbuka puasa, umumnya kita akan makan secara berlebih karena merasa kurangnya asupan selama melaksanakan puasa, dan tidak sesuai komposisi yang seimbang antara karbohidrat, protein dan lemak. Hal ini justru membahayakan si penderita diabetes itu sendiri", kata dokter Diane melalui acara live Webinar.
Dikatakan dokter Spesialis Gizi Klinik dari Siloam Hospitals Manado, dr. Diane Paparang Sp.GK., Hal penting yang tepat dilakukan, adalah harus diiringi dengan mengikuti pola makan seimbang dan prinsip 3J, yaitu dengan menghitung jumlah kalori ideal yang harus dikonsumsi tubuh, kemudian harus memperhatikan jenis serta jumlah makanan yang dikonsumsi.
"Untuk itu harus bisa mengatur porsi makan pada saat berpuasa agar kadar gula darah tetap terjaga," imbuh Diane mengingatkan.
Pengaturan porsi makan tentunya sangat mempengaruhi perubahan gula darah dalam tubuh. Adapun jenis makanan sehat yang ideal adalah makanan yang mengandung 45 hingga 65 persen karbohidrat, 10 sampai 20 persen protein, lemak 20-25 persen, serta vitamin dan mineral yang penting untuk sistem imun.