REPUBLIKA.CO.ID, "…tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik hal yang indah dalam masyarakat itu terdapat banyak hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?" [Surat Kartini kepada Ny Abendanon, 27 Oktober 1902].
Itulah surat RA Kartini setelah bertemu Kiai Haji Mohammad Sholeh bin Umar, ulama besar dari Darat, Semarang, atau lebih dikenal Kiai Sholeh Darat. Kartini merasa tercerahkan dengan bimbingan sang kiai.