Kamis 22 Apr 2021 15:40 WIB

Mengawal Semangat Ramadhan Hingga Garis Finis

Sebelum terlambat masih ada Ramadhan tersisa kerjakan kebaikan sebanyak-banyaknya.

Umat Muslim melaksanakan shalat Tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (12/4).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Umat Muslim melaksanakan shalat Tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (12/4).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Nasril, Lc. MA, Penghulu Muda pada KUA Kuta Malaka Aceh Besar

Tidak terasa, kini kita sudah memasuki hari ke-9 Ramadhan, artinya kita sedang berada pada fase akhir dari awal Ramadhan, dan hanya tersisa sekitar 20 hari lagi. Kita patut bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat kesempatan dipertemukan kembali dengan Ramadhan tahun ini, bulan penuh berkah, membawa berbagai kabar gembira, serta keutamaannya untuk menjadikan kita lebih taat dan takwa kepada Sang Pencipta.

Saat memasuki awal Ramadhan beberapa waktu lalu, ada satu fenomena menarik yang sudah menjadi kebiasaan dan sering terjadi di kalangan kita, yaitu dahsyatnya ibadah dan amal kebaikan yang dilakukan pada fase awal Ramadhan. Bahkan, semangatnya memuncak, full power, dan menjalankan program sesuai perencanaan dan target.

Kita bisa melihat fenomena saat awal memasuki bulan Ramadhan ini dari kuantitas jamaah sholat Tarawih di masjid-masjid dan meunasah penuh membeludak. Bahkan, masjid seluas Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, saja tidak mampu menampung ramainya jamaah, padahal di tengah pandemi Covid-19. Begitu juga halnya dengan jamaah sholat fardhu lebih ramai dan juga sejumlah amaliah lainnya.

Sejak awal Ramadhan kita juga melihat peningkatan amalan kebaikan seseorang meningkat drastis, baik dari sikap maupun akhlaknya. Mereka sangat hati-hati dengan hal-hal yang dapat menghilangkan pahala puasa, seperti menjaga lisan dari kata-kata kotor, ghibah, bohong, dan lainnya.

Saat itu, ia lebih sering mengatakan 'saya sedang puasa' tidak boleh mengotorinya, juga dalam bersikap dengan orang lain, tidak menzaliminya dan tetap menjaga ukhuwah dengan semua pihak, termasuk lawan politiknya. Begitulah dahsyatnya amaliah seseorang saat awal Ramadhan. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, Ramadhan terus berjalan, semangat itu kian memudar, semangat, sikap dan amaliah yang baik tersebut seringnya bertahan kokoh di awal Ramadhan saja.

Memasuki fase kedua, keadaan mulai berubah, jamaah Tarawih, dan amaliah ibadah lainnya yang semula meningkat pesat saat awal kembali melemah, seolah-olah Ramadhan dan bulan kebaikan telah berlalu. Bahkan, kata-kata “Shaf sholat itu penuh malam pertama sampai malam kelima saja” sudah lumrah dan sering kita dengar.

Padahal, keutamaan Ramadhan, baik pada fase awal, kedua, dan terakhir adalah satu dari kesatuan yang komplet, tidak ada perbedaan awal, tengah dan akhir. Semua waktu itu dituntut untuk tetap produktif dalam melaksanakan ibadah dan amal saleh, tetap memiliki semangat sehingga benar-benar dapat menikmati keberkahan dan fadilah yang ada pada Ramadhan.

Tentu, semangat itu berkurang dan bertambah itu merupakan hal biasa, tetapi kita dapat mengontrolnya, setidaknya dia dapat bertahan sampai akhir Ramadhan. Hal seperti ini, patut menjadi perhatian kita semua agar amalan yang kita lakukan tetap istiqamah, selalu berada dalam kebaikan dan amalan-amalan saleh, baik pada awal Ramadhan, pertengahan, akhir, dan bahkan setelah Ramadhan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement