Senin 26 Apr 2021 01:08 WIB

Ilmuwan Perkirakan Curah Hujan di Antartika Naik di Abad Ini

Curah hujan yang naik bisa mengancam kehidupan penguin.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Pasangan penguin kaisar dan anak penguin di Auster Rookery, Antartika.
Foto: Frederique Olivier/Australian Antarctic Divis
Pasangan penguin kaisar dan anak penguin di Auster Rookery, Antartika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan mengidentifikasi perubahan besar dalam pola cuaca yang disebabkan oleh tekanan perubahan iklim. Ilmuwan memperkirakan lebih banyak curah hujan di sepanjang pantai Antartika.

Dilansir dari Science Alert, Ahad (25/4), menurut penelitian baru, antara tahun sekarang hingga 2100, hujan di Antartika diproyeksikan menjadi lebih sering dan lebih intens. Secara total, ada peningkatan curah hujan sekitar 240 persen di seluruh dunia.

Baca Juga

Peningkatan curah hujan itu berdampak pada penguin kaisar dan anak penguin adelie, yang bulunya tidak tahan air. Saat cuaca basah diikuti cuaca dingin dan berangin, anak penguin ini bisa mati kedinginan.

“Kami memperkirakan tidak hanya kejadian hujan yang lebih sering tetapi juga kejadian hujan yang lebih deras,” kata fisikawan atmosfer Etienne Vignon dari Universitas Sorbonne di Prancis.

Antartika digolongkan sebagai gurun. Bahkan, salju jarang turun di sana. Hal ini sebagian disebabkan karena kurangnya cuaca gelombang dingin yang sampai ke benua itu. Sebab lainnya adalah karena udaranya yang sangat kering.

Untuk mendapatkan gambaran curah hujan yang lebih akurat, Vignon dan rekan-rekannya menggunakan data puluhan tahun observasi dari 10 stasiun di benua itu. Mereka menggabungkan dengan pemodelan dan data lain untuk menghasilkan pola untuk memperkirakan curah hujan di seluruh Antartika.

Simulasi menunjukkan peningkatan curah hujan setiap saat. “Hujan akan meningkat dalam iklim yang memanas bukan hal yang mengherankan, tetapi besarnya kejadian ini di benua yang begitu dingin ini menarik,” kata ahli meteorologi Richard Bintanja dari Universitas Groningen di Belanda, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Ancaman bagi komunitas  penguin sangat nyata. Hujan deras pada 2013-2014 menyebabkan seluruh populasi anak penguin mati di salah satu koloni penguin Adelie terbesar di Antartika tenggara. Kejadian itu lebih mungkin terjadi lagi jika curah hujan meningkat.

Ini juga bukan satu-satunya masalah. Sebab, lebih banyak hujan juga berarti lebih banyak mencairnya lapisan es, membuat situasi yang sudah mengerikan menjadi lebih buruk. Selama beberapa bulan terakhir, Antartika memiliki rekor gelombang panas musim panas terpanas.

Penelitian ini telah dipublikasikan di Geophysical Research Letters.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement