Rabu 28 Apr 2021 15:54 WIB

Membidik Peluang Pasar Global dengan Kebijakan Euro 4

Penerapan standar Euro 4 pada mesin diesel masih terus digodok oleh pemerintah pusat.

Red: Hiru Muhammad
Penerapan Euro 4 bagi kendaraan diesel sangat membantu pabrikan dan masyarakat dalam menggunakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan
Foto: istimewa
Penerapan Euro 4 bagi kendaraan diesel sangat membantu pabrikan dan masyarakat dalam menggunakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Penerapan standar emisi Euro 4 pada kendaraan bermotor perlu dukungan ekosistem yang sesuai. Hal ini dibutuhkan guna mempercepat penerapan standar yang akan berlaku pada April 2022 bagi kendaraan niaga bermesin diesel tersebut. 

Menurut Tonton Eko Budianto, General Manager Product Development PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), penerapan standar Euro 4 saat ini masih terkendala sejumlah masalah. Seperti pandemi Covid-19, PSBB dan pemerintah belum mampu menguji semua kendaraan yang dibuat. Padahal kebutuhan standar Euro 4 bagi Indoneaia cukup mendesak karena hal ini akan segera diberlakukan di dunia internasional. Hal ini dibutuhkan agar produk otomotif yang dibuat di Tanah Air dapat memiliki daya saing ketika di ekspor ke mancanegara. 

Penerapan standar Euro 4 pada mesin diesel masih terus digodok oleh pemerintah pusat. Peraturan yang harusnya ditetapkan April 2021, mundur menjadi 2022. Hal itu tertuang di dalam surat yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No S 786/MENLHK-PPKL/SET/PKL.3/5/2020 tertanggal 20 Mei 2020. Anjuran untuk beralih ke Euro 4 itu sendiri sudah tertuang didalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017. Terlepas dari dinamika penerapan Euro 4 oleh Pemerintah, tentunya inovasi dan standarisasi Euro 4 akan baik sekali di terapkan di Indonesia.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Sony Sulaksono menjelaskan ada empat faktor yang memengaruhi penundaan standar emisi Euro 4 untuk kendaraan diesel. Faktor pertama adalah impor komponen dan suku cadang kendaraan Euro 4 dari negara-negara calon pemasok yang saat ini belum pulih dari dampak pandemi Covid-19.