REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Para ilmuwan telah mengaktifkan teleskop baru European Southern Observatory (ESO). Teleskop ini sebagai upaya pemantauan untuk menemukan asteroid yang dapat menimbulkan risiko bagi Bumi.
Teleskop 56 sentimeter yang sekarang terlihat di La Silla Observatory di Chili, yang dikenal sebagai TBT2, akan bekerja sama dengan teleskop Cebreros, Spanyol, untuk menguji apakah objek yang sama di luar angkasa dapat dideteksi dengan satu perangkat, lalu dilacak oleh yang lain.
Dilansir dari New York Post, Rabu (28/4), tes tersebut merupakan pendahulu dari jaringan terencana teleskop otomatis yang dikembangkan oleh ESO dan Badan Antariksa Eropa (ESA).
Proyek bernama Flyeye itu akan mensurvei langit malam untuk mencari objek yang bergerak cepat dan menandai objek yang bisa menjadi ancaman bagi Bumi. Peneliti akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap hasil survei ini.
Lebih dari 900 ribu asteroid ada di Tata Surya. Sekitar 25 ribu memiliki orbit yang membawa mereka mendekati Bumi. Badan Antariksa Eropa menyimpan daftar risiko lebih dari 1.000 objek serupa yang dilacak dari dekat.
Sebuah meteor yang jatuh di dekat Chelyabinsk, Rusia, pada 2013, menyebabkan ratusan cedera akibat pecahan kaca dan serpihan. Meski peristiwa semacam itu jarang terjadi, para ilmuwan mengatakan ada sejumlah besar objek semacam itu di luar angkasa yang belum terdeteksi dan dapat menyebabkan kerusakan signifikan jika menghantam kawasan berpenduduk.
Teleskop Flyeye pertama rencananya akan dipasang di Sisilia tahun depan.