REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak akhir tahun 2019 hingga saat ini belum juga usai. Per tanggal 26 April 2021, di Indonesia masih terdapat jumlah kasus aktif sebanyak 100.256 kasus dan penambahan kasus baru sebanyak 5.944 kasus .
Menurut Direktur Utama Institut Pembangunan Jabar (Injabar) Keri Lestari untuk meningkatkan pelaksanaan 3T (Test, Trace & Treatment) serta memberikan layanan swab PCR same day dengan harga terjangkau, Injabar UNPAD bekerja sama dengan Klinik Kesehatan Universitas Padjadjaran dan LG International meluncurkan Padjadjaran Swab PCR Test.
"K- Lab ini, menyediakan layanan Test Swab PCR same day pada beberapa titik area di Jawa Barat," ujar Keri kepada wartawan, Kamis (29/4).
Keri mengatakan, Padjadjaran Swab PCR Test ini telah dilengkapi dengan registrasi melalui aplikasi InaTTI (Indonesia Test, Trace & Isolation) dengan fungsi tracing dan pendampingan isolasi mandiri oleh apoteker.
"Untuk semua daerah di Jabar yang belum punya fasilitas BSL 2 bisa diperiksa kesini. Harganya lebih murah, hanya Rp 780 ribu per tes kalau pasarannya kan di kisaran Rp 900 ribu," katanya.
Hasil tesnya, kata dia, ada yang keluar sameday dan 24 jam untuk daerah yang jauh. Semuanya, berbasis aplikasi jadi kalau positif tapi tak bergejala bisa isolasi mandiri dengan di dampingi oleh dokter.
"Kapasitas pemeriksaan kami bisa 1.000 sehari. Selain itu, bisa dua shift," katanya.
Adapun tempat swabnya bisa dimana saja. Saat ini, yang bekerja sama sudah ada di beberapa titik. Yakni, ada di Pangandaran, Ciwidey dan lainnya.
"Kalau investasi kan mahal. Jadi harus dikolaborasikan sebanyak mungkin masyarakat yang ingin melakukan pengetasan," katanya.
Menurutnya, harga pengetesan di Unpad lebih murah karena dari sisi proses memilih alat-alat yang murah tapi cepat. Selain itu, pihaknya berkolaborasi dengan Klinik Unpad Menyediakan tenaga terlatih jadi meminimilasir error.
Sementara menurut Asisten Daerah Bidang Administrasi Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar, Dudi Sudrajat Abdurachim, angka Covid 19 di Jabar hingga saat ini masih tinggi. Pemprov Jabar, kata dia, sebenarnya punya laboratorium kesehatan. Tapi, tetap kekurangan kapasitasnya jadi harus menyesuaikan dengan tes yang masuk.
"Kami berkolabirasi dengan Unpad membentuk In Jabar. Kami menyambut baik, karena K-lab ini bisa berbagi persoalan dan solusi," katanya.