REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyeruput tiga cangkir kopi sehari terdengar sangat normal bagi para penggemar berat minuman tersebut. Padahal, ada risiko yang mengintai, yakni kondisi menyakitkan berupa migrain pada orang-orang yang lebih rentan.
Hal tersebut diungkap pada sebuah studi 2019 yang diterbitkan dalam American Journal of Medicine. Berdasarkan riset itu, minum tiga cangkir kopi atau lebih setiap hari cenderung memicu migrain. Berlaku juga untuk minuman berkafein lain.
Para peneliti mengamati 98 orang dewasa dengan migrain episodik (sakit kepala nol hingga 14 hari per bulan) selama enam pekan. Setiap peserta melaporkan jumlah asupan minuman berkafein yang mereka konsumsi setiap hari.
Minum satu hingga dua porsi minuman berkafein (atau satu hingga dua cangkir kopi delapan ons) sehari tidak berkaitan dengan risiko migrain. Namun, risiko itu melonjak ketika seseorang minum tiga porsi atau lebih.
Peneliti utama studi, Elizabeth Mostofsky, menyampaikan bahwa tim secara bersamaan juga melihat eksposur seperti kebiasaan tidur, cuaca, aktivitas fisik. Seluruh informasi dihimpun dalam studi khusus tersebut.
"Memperhitungkan semua faktor lainnya, termasuk gaya hidup, masih ada kemungkinan yang lebih tinggi dari sakit kepala migrain dengan tiga atau lebih porsi kafein," kata instruktur di departemen epidemiologi di Universitas Harvard itu.
Terlepas dari aneka risiko tersebut, kopi sejatinya punya banyak manfaat. Universitas John Hopkins menginformasikan, jumlah kopi yang tepat dapat membuat seseorang kecil kemungkinan meninggal karena penyakit jantung.
Orang tersebut juga lebih tidak berisiko terkena diabetes tipe dua serta mengembangkan penyakit Alzheimer atau Parkinson. Dengan pemikiran tersebut, ada baiknya tidak berhenti minum kopi sama sekali jika memang sudah terbiasa.
Ini sebenarnya bukan tentang sepenuhnya menghentikan konsumsi kopi, melainkan tentang mengatur porsinya. Dosis dan frekuensi paparan kafein terhadap tubuh perlu disesuaikan berdasarkan kondisi masing-masing.
Sementara, situs WebMD mengulas bahwa kafein sebenarnya punya khasiat menyembuhkan migrain, asalkan konsumsinya tepat. Faktanya, kafein adalah bahan yang digunakan dalam banyak pereda nyeri populer karena 40 persen lebih efektif.
Kafein bisa menyempitkan pembuluh darah di otak, yang ampuh menghentikan migrain. Di sisi lain, tubuh dapat menjadi sangat bergantung pada kafein dan efeknya, terutama jika meminumnya tiga cangkir kopi sehari.
Migrain merupakan salah satu gejala penarikan atau withdrawal dari ketergantungan tersebut. Karena perkembangan toleransi kafein yang cepat, setiap gangguan dalam konsumsi reguler dapat menyebabkan sakit kepala.
Jika berencana mengurangi kafein untuk pencegahan migrain, WebMD mengatakan untuk melakukannya secara bertahap. Misalnya, jika terbiasa minum dua cangkir kopi di pagi hari, mulailah dengan menguranginya menjadi satu cangkir saja.
Apabila berhenti tiba-tiba, perlu waktu hingga sepekan untuk melewati gejala withdrawal. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), migrain sangat umum terjadi di Amerika Serikat.
Lebih dari 15 persen warga AS berusia 18 tahun atau lebih telah melaporkan migrain dalam tiga bulan terakhir. CDC melaporkan bahwa pada 2018, perempuan hampir dua kali lebih mungkin mengalami migrain dibandingkan pria.
Kondisi serupa juga terlihat dari penelitian migrain episodik yang dibahas pada awal tulisan ini. Dari 98 peserta yang terlibat, 86 orang adalah perempuan dan 12 lainnya laki-laki, dikutip dari laman Best Life Online, Rabu (28/4).