REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kecintaan dan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan, membuat sosok Raden Ridwan Hasan Saputra mendirikan lembaga nirlaba yang dikenal Klinik Pendidikan MIPA pada 2001. Berkat kegigihan dan metode yang dikembangkan, yakni Sistem Metode Seikhlasnya (SMS) dan Matematika serta Sains Nalaria Realistik, KPM telah sukses mencetak prestasi di kancah nasional dan internasional.
Seiring berjalannya waktu, Ridwan terus melakukan terobosan hingga akhirnya menggagas konsep Matematika Suprarasional. Namun, siapa sangka gagasan tersebut pada akhirnya berbuah manis dan menghantarkan Ridwan meraih gelar doktor pada Sidang Promosi Doktor Pendidikan Agama Islam yang digelar Universitas Ibn Khaldun Bogor, Kamis (29/4/21) kemarin.
Ridwan HS berhasil merilis disertasi doktornya dengan judul Penerapan 7 Sunnah Nabi Muhammad SAW dan Hubungannya dengan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills) dalam Bidang Matematika. Lantas, apa yang memotivasi pria kelahiran Bogor, Jawa Barat, ini mengusung tema tersebut? Itu tak terlepas dari tekad kuat untuk membawa perubahan potret pendidikan Indonesia.
“Disertasi saya ini akan membawa perubahan baru yang mendasar dalam dunia pendidikan. Kata iman dan takwa yang menjadi tujuan pendidikan mempunyai makna berarti dalam dunia pendidikan setelah adanya disertasi. Karena iman dan takwa ini akan membuat peserta didik bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi karena mendapat pertolongan Allah dan peserta didik bisa mendapat rezeki tak disangka-sangka serta keberuntungan karena peserta didik,” jelas Ridwan HS.
“Hal ini karena dalam disertasi ini, saya menemukan pembelajaran Matematika baru yang bernama pembelajaran Matematika Suprarasional. Dalam pembelajaran ini menerapkan 7 sunnah, sehingga siswa bisa meningkat keimanannya, banyak melakukan amal sholeh dan mampu untuk saling menasihati. Dasar pemikiran ini adalah Surat Al ‘Ashr ayat 1-3,” ujarnya menambahkan.
Dalam gagasan Ridwan, prinsip Matematika Suprarasional ini bisa jadi solusi untuk membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan Indonesia. “Saat ini sepertinya pemerintah fokus menyiapkan anak muda Indonesia untuk terampil bekerja, tapi lupa untuk menyiapkan sumber rezeki untuk bisa membuat mereka mendapatkan lapangan kerja. Sebab lupa untuk mengajak generasi muda untuk dekat dengan Yang Maha Kaya,” kata Ridwan.
“InsyaAllah jika model pembelajaran Matematika Suprarasional ini diterapkan dalam dunia pendidikan Indonesia akan membuat perubahan besar dalam dunia pendidikan Indonesia,” tutup RHS.