REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sidang Promosi Doktor Pendidikan Agama Islam, Universitas Ibn Khaldun Bogor yang dipimpin Dr H E Mujahidin, MSi, Kamis (29/4), menarik perhatian banyak kalangan intelektual. Sosok Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA(KPM) berhasil meraih gelar doktor dengan predikat Cumlaude.
Capaian tersebut menjadi momen istimewa karena raihan gelar doktor bertepatan pada tanggal 17 Ramadhan 1442 H. Sosok yang dikenal sebagai Pelatih Olimpiade Matematika Internasional ini berhasil membuat kagum para penguji karena berhasil merilis disertasi doktornya dengan judul Penerapan 7 Sunnah Nabi Muhammad SAWdan Hubungannya dengan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills) dalam Bidang Matematika.
Sidang yang dimulai pada pukul 05.30 WIB secara daring ini dihadiri tiga promotor, yakni Prof Dr KH. Didin Hafidhuddin, MS, H Hendri Tanjung, PhD, dan Dr HE Mujahidin, M.Si serta dua penguji, yakni Prof Dr Saeful Anwar, M.A, dan H. Adian Husaini, MSi, Ph.D. Selain itu, meskipun sidang digelar secara daring tak menyurutkanantusias lebih dari 130 undangan untuk mengikuti acara tersebut.
Dalam kesempatan wawancara, Raden Ridwan Hasan Saputra (RHS) menyampaikan motivasinya mengangkat 7 Sunnah Nabi sebagai bahan disertasi adalah untuk mengajak para pelajar Muslim di Indonesia untuk beriman dan bertakwa jika ingin sukses dalam bidang pendidikan dan kehidupan. “Sebab selama ini manusia hanya mengandalkan akal untuk mencapai kesuksesan dan terkadang melupakan Allah. Di disertasi ini justru saya membuat hal yang berbeda, saya mengajak para pelajar untuk mendekati Allah dulu, mendekati Allah Yang Maha Kaya dan Maha Mengetahui dengan cara mengamalkan 7 sunnah. Kemudian, Insya Allah kesuksesan akan didapat,” jelas RHS.
Penerima penghargaan Satya Lencana Wirakarya dari Presiden RI tahun 2007 ini menambahkan. “Gelar doktor ini merupakan pengakuan akademik dari yang selama ini saya lakukan. Sebab, hampir 20 tahun hidup saya digunakan untuk mengurusi pendidikan, karena latar belakang saya bukan pendidikan sehingga terasa belum begitumaksimal peran yang saya lakukan. Setelah adanya gelar doktor di bidang pendidikanini semoga kiprah saya bisa lebih luas lagi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” imbuh Peraih Tokoh Perubahan Republika ini.
Sementara itu, Ridwan juga mengungkapkan harapan dan cita-cita yang ingin diwujudkan pasca menyelesaikan pendidikan S3. “Saya berharap bisa mengajak orang Indonesia bahkan warga di dunia berubah cara berpikirnya, dari yang awalnya melakukan sesuatu dalam rangka mengejar harta duniawi dan mengukur kesuksesan dengan melihat berapa harta yang bisa dikumpulkan atau jabatan yang disandang, sekarang berubah menjadi melakukan sesuatu untuk mengejar ridho Allah dan melihat kesuksesan dari kemanfaatan yang diberikan,” ungkapnya.