Sabtu 01 May 2021 20:37 WIB

Riset Temukan Mekanisme Penggumpalan Darah Usai Vaksinasi

Negara-negara Eropa kini membatasi AstraZeneca untuk usia muda.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Setiap orang berisiko mengalami trombosis atau pembekuan darah. Sejumlah faktor bahkan memicu trombosis pada seseorang.
Foto: breakingmuscle
Setiap orang berisiko mengalami trombosis atau pembekuan darah. Sejumlah faktor bahkan memicu trombosis pada seseorang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak muda lebih banyak mengalami kasus penggumpalan darah akibat vaksin AstraZeneca. Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan (MHRA) mengatakan ada 209 kasus di Inggris dari kombinasi langka pembekuan darah dengan jumlah trombosit rendah setelah divaksinasi dengan Oxford-AstraZeneca. Lantaran hal ini beberapa negara memberhentikan vaksin tersebut digunakan kepada masyarakat.

"Adapun 41 kematian hingga 21 April 2021. Ini naik dari 168 kasus dan 32 kematian pada minggu sebelumnya. Orang dewasa  sangat terpengaruh oleh gangguan pembekuan darah langka yang terkait dengan vaksin Oxford-AstraZeneca," kata salah satu peneliti dikutip dari the indepndent, Sabtu (1/5).

Baca Juga

Dia menemukan orang yang mengalami gumpalan setelah vaksinasi disebabkan karena pada kasus tertentu vaksinasi menghasilkan antibodi yang mengaktifkan trombosit mereka, komponen darah yang terlibat dalam pembekuan.

Ia menambahkan negara Jerman, Belanda, Portugal, Spanyol dan Filipina telah merekomendasikan vaksin AstraZeneca hanya diberikan kepada orang-orang yang berusia di atas 60 tahun. Kanada dan Prancis telah membatasi vaksin ini hanya untuk mereka yang berusia di atas 55 tahun. Denmark dan Norwegia telah berhenti menggunakan vaksin sepenuhnya karena risiko gumpalan.

Data baru juga memberikan rincian sisi yang dipengaruhi oleh usia. Ini menunjukkan 24 kasus pembekuan pada orang berusia 18 hingga 29 tahun, 28 pada mereka yang berusia tiga puluhan, 30 pada orang berusia empat puluhan, 59 pada orang berusia lima puluhan dan 57 pada mereka yang berusia 60 ke atas, dengan usia yang tidak diketahui di sisa kasus.

Jumlahnya tampaknya meningkat seiring bertambahnya usia tetapi itu karena lebih banyak orang tua yang divaksinasi. Kurang dari satu dari lima pembekuan berakibat fatal.

Sementara itu, Kepala eksekutif MHRA, June Raine mengatakan tidak ada obat atau vaksin tanpa risiko tetapi darah itu  gumpalan sangat jarang. Manfaat vaksin terus lebih besar daripada risikonya bagi kebanyakan orang.  Masih sangat penting orang-orang mengajukan vaksinasi ketika diundang.

"Kami meminta siapa pun yang mencurigai mereka telah mengalami efek samping terkait dengan vaksin Covid-19 mereka untuk melaporkannya ke situs web Kartu Kuning Corona Virus," kata dia.

Diketahui, data terbaru NHS Inggris menunjukkan kalau 5,5 juta orang di bawah 45 tahun telah menerima dosis pertama pada 25 April, sementara 22,6 juta dari mereka yang berusia 45 tahun ke atas telah melakukannya. Data juga menunjukkan kalau 120 kasus pembekuan tercatat pada wanita dan 89 pria serta tingkat kematian kasus secara keseluruhan adalah 19 persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement