Sabtu 01 May 2021 20:01 WIB

Cara Tepat Perangi Lemak, Mengapa Orang Takut dengan Lemak?

Rasa takut akan lemak berawal pada 1948.

Obesitas (Ilustrasi)
Foto: Health
Obesitas (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lemak dianggap penyebab berbagai penyakit. Jadi produk makanan juga ada yang dibuat dengan kadar lemak rendah. Tapi apa itu semua membuat orang tambah sehat?

Bahan pangan yang kadar lemaknya tinggi, baik sosis, mayones atau mentega menyebabkan sakit dan bertambahnya bobot tubuh. Bagi banyak orang, variasi makanan light atau berkadar lemak lebih rendah jadi alternatifnya. Tapi dari mana sebenarnya asal rasa takut kita atas lemak?

Baca Juga

Sejarahnya mulai tahun 1948. Waktu itu, peneliti ingin mengungkap alasan kematian yang utama di AS, yaitu serangan jantung. Ketika itu, lebih dari 5.000 orang dari daerah Framingham ikut dalam studi pengamatan, yang saat itu jadi yang terbesar dalam sejarah kedokteran.

Sembilan tahun kemudian, timbul hasil pertama. Penyebab utama serangan jantung adalah tekanan darah tinggi, merokok dan bobot tubuh berlebihan!

Alasan bobot tubuh berlebih juga jelas bagi para peneliti. Yaitu: orang Amerika makan terlalu banyak dan terlalu berlemak!

Di Jerman situasinya serupa

Lemak dalam makanan ibaratnya jadi musuh yang harus dilawan. Ini juga berlaku di Jerman. Karena di Jerman, yang situasi ekonominya sangat baik, juga ditemukan semakin banyak orang berbobot tubuh besar meninggal akibat serangan jantung.

Kesimpulan bahwa lemak pada jantung jadi penyebab kematian segera diikuti berbagai tindakan. Industri makanan juga ikut memberikan reaksi.

Di AS, low fat atau rendah kadar lemak bahkan jadi tema politik. Tahun 1980, Senator George McGovern menyerukan ditetapkannya tujuan diet nasional.

Untuk pertamakalinya dalam sejarah ditetapkan haluan mengonsumsi makanan yang sehat bagi rakyat AS.

Jangan sentuh lemak dan kolesterol yang berefek buruk! Demikian motonya. Segera setelahnya, gelombang olahraga aerobik mulai bermunculan. Orang memerangi kelebihan bobot tubuh dengan segala cara.

Tapi baik olah raga maupun produk-produk berkadar lemak rendah tidak bisa menurunkan bobot tubuh rata-rata orang AS dan Jerman. Sebaliknya. Terus meningkat!

Gaya diet Robert Atkins

Tapi dengan produk-produk low fat dan label bergambar jantung, organisasi masyarakat untuk kesehatan jantung di AS terus menjunjung mitos bahaya lemak. Hanya Robert Atkins yang menentang.

Ia mempropagandakan konsumsi makanan berlemak, dan bukan produk low fat yang kandungan gulanya tinggi. Diet ala Atkins juga mencakup daging, telur dan lobster. Mudah untuk diikuti, dan banyak orang suka.

Keraguan pertama terhadap produk low fat...

sumber : DW
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement