REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk melakukan tiga langkah cepat sebagai solusi (disaster recovery plan) untuk memulihkan jaringan komunikasi dan internet di Papua. Ini menyusul insiden terputusnya jaringan kabel laut Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) ruas Biak-Jayapura.
Ketiga langkah tersebut adalah menyediakan bandwidth melalui jaringan Palapa Ring Timur hingga 500 Mbps, tigaVSAT satelit dengan bandwidth hingga 469 Mbps, penambahan link satelit sebanyak 4x155 Mbps, serta penataan prioritas lalu lintas trafik komunikasi. Upaya lainnya adalah penambahan satu Gbps melalui link radio IP dan penambahan dari Palapa Ring Timur.
"Alhamdulillah, saat ini layanan voice, SMS, sudah pulih. Untuk data kami berharap berangsur dengan mengutamakan prioritas penggunaan," jelas Senior Vice President Corporate Communication Telkom Indonesia Ahmad Reza ketika dihubungi di Jakarta, Ahad (2/5) dini hari.
Ia mengatakan kapasitas bandwith hingga Sabtu (1/5) sore telah naik dari 500 Mbps menjadi 969 Mbps, selanjutnya menjadi 1.574 Mbps pada 4 Mei dan minggu kedua Mei bisa 2.574 Mbps. Saat ini, layanan VPN telah naik dengan total trafik 60 Mbps, seluruh layanan Astinet telah up dengan pembatasan trafik 128 kbps per pelanggan, termasuk layanan voice Indihome.
"Khusus pelanggan internet Indihome, IPTV, dan wifi.id untuk sementara masih off dan akan dilakukan aktivasi secara bertahap," ujarnya.
Reza menambahkan secara paralel, kapal yang mengangkut kebutuhan kabel sepanjang 10 kilometer (km) dan peralatan perbaikan juga siap diberangkatkan, meski faktor kondisi alam tetap menjadi tantangan. Adapun penyebab terputusnya kabel laut, menurut dia, disebabkan faktor alam.
"Mohon doanya untuk yang terbaik dan teman-teman di lapangan diberi kemudahan," ujarnya.
Sebelumnya, KepalaTelkom Papua Sugeng Widodo mengakui sejak Jumat (30/4) malam, kabel optik bawah laut putus, yang menyebabkan jaringan telekomunikasi di tiga kabupaten dan kota di Papua terganggu. Tiga kabupaten dan kota yang terdampak adalah Kota dan Kabupaten Jayapura serta Kabupaten Sarmi, sedang daerah lainnya normal. Guna mengatasi gangguan tersebut, saat ini pelayanan sebagian sudah dialihkan ke satelit, namun belum bisa maksimal.