Senin 03 May 2021 05:11 WIB

Vaksin dan Solidaritas Global tak Cukup Atasi Pandemi

Pengalaman India menghadapi gelombang kedua Covid-19 harus jadi peringatan dunia.

 Kerabat melakukan upacara terakhir untuk korban COVID-19 selama pemakaman mereka di tempat kremasi di New Delhi, India,  Kamis (29/4). Delhi melaporkan 25.986 kasus baru, 368 kematian dalam 24 jam terakhir dan terus berjuang dengan pasokan oksigen.
Foto: EPA-EFE/IDREES MOHAMMED
Kerabat melakukan upacara terakhir untuk korban COVID-19 selama pemakaman mereka di tempat kremasi di New Delhi, India, Kamis (29/4). Delhi melaporkan 25.986 kasus baru, 368 kematian dalam 24 jam terakhir dan terus berjuang dengan pasokan oksigen.

Oleh : Nuraini, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Hantaman gelombang kedua Covid-19 di India sangat keras. Lebih dari 300 ribu kasus baru Covid-19 dilaporkan negara itu setiap harinya. Kondisi itu terjadi saat India dan negara-negara lain di dunia tengah menggenjot vaksinasi Covid-19. Sejak kasus Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi pada Maret 2020, dunia berharap pada vaksin sebagai jalan keluar. Namun, saat vaksinasi tengah berjalan, Covid-19 di India justru merajalela yang membuat sistem kesehatan negara kewalahan. Jika demikian, apa lagi yang bisa jadi harapan untuk keluar dari krisis kesehatan itu?

Tingginya kasus Covid-19 di India mulai April dinilai memiliki banyak faktor penyebab. Longgarnya pembatasan akibat euforia vaksin Covid-19 membuat negara itu lengah. Mandi massal di Sungai Gangga dalam ritual Kumbh Mela menjadi salah satu klaster penularan besar di negara itu di mana ribuan orang dinyatakan positif Covid-19 setelahnya. Pemerintah yang abai dituding turut meningkatkan kasus Covid-19. Hal itu ditambah dengan temuan ilmuwan mengenai lebih banyak mutasi Covid-19 di India. Ilmuwan tengah meriset temuan penularan Covid-19 gelombang kedua di India terjadi lebih cepat dari yang pertama.

Kecepatan gelombang penularan Covid-19 membuat India menghadapi hingga 400 ribu kasus baru pada 1 Mei 2021, pertama kali terjadi sejak pandemi. Tingginya kasus di India telah membuat rumah sakit kewalahan dan kekurangan tempat tidur. Pasien Covid-19 harus mengantre untuk mendapatkan perawatan. Pasokan oksigen menipis hingga pasien Covid-19 tidak tertangani. Ribuan kematian pasien Covid-19 pun dicatat setiap hari, yang membuat layanan kremasi jenazah juga kewalahan.

Krisis Covid-19 itu terjadi meski India merupakan produsen vaksin terbesar di dunia. Sebelum gelombang kedua Covid-19 terjadi, India sudah mengambil kebijakan untuk menyimpan vaksin AstraZeneca buatan produsen lokal untuk kebutuhan dalam negeri. Hal itu membuat pengiriman vaksin global tertunda pada Maret dan April 2021, yang memengaruhi pasokan program bagi-bagi vaksin WHO, Covax. Selain itu, India merupakan negara penerima terbesar vaksin dalam program Covax, saat negara-negara lain terutama di Afrika bahkan belum menerima sama sekali.

Kini, India hanya bisa berharap pada bantuan negara lain untuk ....

Baca juga : Pemkot Yogyakarta Turunkan Ratusan Personel Pengawasan Mudik

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement