REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Media Sosial Republika Online menggelar polling tentang wacana "Mencegah Radikalisme, Media Sosial Guru akan Dilacak" di Twitter pada 1-2 Mei 2021. Ada 1.690 netizen ikut dalam polling ini.
Mayoritas netizen Twitter di Republika Online menyatakan 'Berlebihan' atas rencana melacak media sosial guru tersebut. Dari 1.690 suara dalam polling ini, 70,4 persen mengakui itu 'Berlebihan'.
Mereka yang 'Sangat Setuju' adanya pelacakan media sosial guru ada 15,1 persen. Sementara, netizen yang memilih 'Tidak Perlu' ada 14,5 persen.
Untuk mencegah Radikalisme, Pemerintah Disebut akan Lacak Medsos Guru. Bagaimana respons Sobat Republika ? #PollingRepublika
— Republika.co.id (@republikaonline) May 1, 2021
Wacana ini muncul setelah anggota DPR dari PDI Perjuangan Agustina Wilujeng menyatakan pemerintah bakal melakukan pelacakan konten-konten negatif yang diunggah para guru dalam akunnya di berbagai media sosial.
Langkah itu dilakukan guna mencegah berkembangnya paham radikal di dunia pendidikan.
Wakil Ketua Komisi X DPR ini menegaskan pelacakan konten medsos guru maupun siswa itu telah dibahas dalam raker bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca juga : Kecurigaan Pakar IT Soal Bocornya Data Munarman di Traveloka
Hal ini berkaitan dengan adanya laporan tentang sejumlah guru yang menganut paham radikal dan bertentangan dengan ideologi Pancasila.