REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) akan membangun gedung sentra rendang di Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah. Kepala Disnakerin Kota Padang, Suardi, mengatakan, Gedung sentra rendang tersebut nantinya akan menampung sekitar 10 Industri Kecil Menengah (IKM) yang bergerak di bidang pembuatan kuliner rendang.
Gedung tersebut nantinya dibangun di atas lahan seluas 5.112 meter milik Pemko Padang. Pembangunan gedung menghabiskan biaya sekitar Rp 24,3 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Perindustrian.
"Pembangunannya direncanakan akan dimulai selepas Hari Raya Idul Fitri 1442 H, di sini nanti akan menjadi pusat kuliner rendang terbesar di Kota Padang," kata Suardi, melalui siaran pers yang diterima republika.co.id, Selasa (4/5).
Suardi menjelaskan dipilihnya Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah sebagai lokasi sentra rendang karena status lahan aman dan juga sesuai dengan lokasi prioritas Bappenas yakni berada di radius 20 Km dari objek wisata. Lokasi ini berada dekat dengan bandara, objek wisata Pantai Pasir Jambak, Pantai Padang dan Pantai Air Manis.
Selain menjadi pusat IKM, nantinya gedung ini juga akan dimanfaatkan sebagai wadah promosi bagi usaha-usaha kuliner rumahan (UMKM) yang ada di Kota Padang. "Kita juga akan menyediakan galeri, jadi masyarakat yang memiliki usaha kuliner dapat menitipkannya di galeri tersebut," ucap Suardi.
Camat Koto Tangah Junie Nursyamza mengatakan pihaknya sangat mendukung berdirinya gedung sentra rendang di wilayahnya. Ia berharap dengan keberadaan gedung sentra rendang tersebut, dapat dimaksimalkan masyarakat guna meningkatkan perekonomian melalui usaha kuliner.
Pihak Kecamatan menruut Junie akan membantu dan memfasilitasi kelancaran pembangunan gedung tersebut dapat menampung hasil kuliner masyarakat. Junie juga yakin dengan keberadaan gedung tersebut akan menjadi magnet bagi wisatawan. Dengan banyaknya wisatawan yang datang, masyarakat dapat menghasilkan bermacam industri rumah tangga, seperti industri kuliner maupun industri rumah tangga lainnya yang bernilai ekonomis.
"Dengan demikian, upaya meningkatkan ekonomi berbasis masyarakat dapat diwujudkan serta juga dapat menciptakan peluang usaha baru dan membuka lapangan kerja," ucap Junie.