REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak 78 siswa SMPIT Nurul Fikri Bogor melaksanakan Ujian Sekolah (US) 2020/2021 pada 26-30 April 2021. Pada pelaksanaannya, sebagian siswa kelas 9 mengikuti ujian di sekolah dan sisanya di rumah. Hal ini karena beberapa siswa memilih mode Belajar dari Pesantren (BDP) dan sisanya mode Belajar dari Rumah (BDR). Meski ada dua mode ujian yang berbeda, kegiatan US ini tetap menggunakan Computer Based Test (CBT).
Siswa yang mengikuti ujian dari pesantren, harus mengikuti protokol kesehatan yang sangat ketat, seperti jumlah siswa di setiap ruangan yang dibatasi, pengecekan suhu dan mencuci tangan atau menggunakan handsanitizer sebelum memasuki ruangan, menjaga jarak, serta menggunakan masker. Sedangkan untuk siswa yang mengikuti ujian dari rumah tetap terhubung dengan pengawas melalui aplikasi zoom meeting.
Meski Ujian Sekolah sudah bukan lagi menjadi dasar utama kelulusan siswa, namun penanaman karakter jujur dan gigih tetap digaungkan dalam agenda tersebut. Salah satu upaya SMPIT Nurul Fikri Bogor menanamkan nilai kejujuran yaitu dengan memberikan edukasi berupa kampanye kejujuran dalam bentuk poster yang dilakukan secara masif oleh panitia.
“Kejujuran tidak hanya pada saat ujian, namun dalam semua aktivitas kehidupan” ujar Erna Maryati, kepala sekolah SMPIT Nurul Fikri Bogor.
Ia menegaskan, sikap jujur tidak datang dengan instan, melainkan sebuah proses dan kebiasaan. “Jujur yang cerdas. Tentunya edukasi ke arah ini membutuhkan waktu dan contoh. InsyaAllah dalam proses belajar sehari-hari senantiasa diupayakan memberikan nilai-nilai positif yang mengarah pada tumbuh kembangnya kejujuran siswa SMPIT Nurul Fikri Bogor.” ujarnya.