REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi berbagai aspek di dalam kehidupan manusia, mulai dari pola pengasuhan anak hingga pekerjaan. Sebagian besar dampak dari pandemi ini sudah terasa sejak awal pandemi terjadi.
Namun, ada beberapa dampak lain yang mungkin baru dirasakan saat ini di kalangan pekerja. Dampak-dampak ini kebanyakan timbul akibat stres yang menumpuk selama satu tahun terakhir.
"Kita sekarang melihat orang-orang benar-benar merasakan dampak dari stres selama setahun ke belakang," jelas psikolog dan pelatih eksekutif Cicely Horsham-Brathwaite, seperti dilansir Huffington Post, Rabu (5/5).
Setidaknya ada lima dampak pandemi yang saat ini mungkin baru dirasakan oleh para pekerja menurut Cicely. Berikut ini adalah kelima dampak tersebut.
Tak Ada Motivasi untuk Bekerja
Ketika mencapai titik puncak dan kesehatan mental sudah sangat tertekan, seseorang bisa merasa sangat kewalahan dengan pekerjaan yang dihadapi. Dalam kondisi tersebut, mereka mungkin akan terus bertanya-tanya kapan pekerjaan mereka akan selesai.
Banyaknya hal yang harus dihadapi di mas apandemi juga dapat membuat seseorang merasa bosan dan tidak terlibat dengan sesuatu. Kondisi tersebut dapat mengarah pada menurunnya motivasi yang kemudian membuat orang tersebut menjadi lebih mudah terganggu fokusnya dan sulit berkonsentrasi.
Ada beberapa faktor yang juga dapat memicu munculnya perasaan tak terlibat di kalangan pekerja terhadap pekerjaan mereka. Sebagian di antaranya adalah tak adanya kenaikan gaji atau bonus di masa pandemi, hingga hilangnya kesempatan untuk berinteraksi dengan rekan kerja.
"Kita adalah makhluk sosial, kita bukan robot, kita ingin situasi berevolusi dan berubah, dan kita ingin beradaptasi," jelas psikolog yang ahli di bidang transisi karier dan ketidakpastian pekerjaan Yesel Yoon.
Merasa Kesal terhadap Situasi
Pekerja bisa lebih mudah merasa kesal terhadap atasan yang menganggap situasi saat ini tak banyak mengalami perubahan. Sebuah survei yang dilakukan oleh Microsoft mengungkapkan bahwa 61 persen pemimpin bisnis mengungkapkan bahwa mereka sedang berkembang saat ini. Namun, hanya 38 persen pekerja tanpa otoritas membuat keputusan yang memiliki pendapat serupa.
Sekitar satu dari lima pekerja profesional mengungkapkan bahwa atasan mereka tidak mempedulikan keseimbangan kehidupan dan pekerjaan. Sebagian pekerja juga mengaku bahwa mereka terlalu banyak bekerja.
Oleh karena itu, ketika atasan meminta pekerja untuk beraktivitas seperti biasa tanpa mempertimbangkan situasi pandemi saat ini, pekerja bisa merasakan kemarahan.