Jumat 07 May 2021 23:36 WIB

Melewatkan Sarapan Bisa Membahayakan Jantung

Kebiasaan melewatkan sarapan meningkatkan risiko masalah jantung di kemudian hari.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Kebiasaan melewatkan sarapan meningkatkan risiko masalah jantung di kemudian hari.
Foto: Foto : MgRol112
Kebiasaan melewatkan sarapan meningkatkan risiko masalah jantung di kemudian hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Sebagian orang kerap melewatkan jam makan pagi atau sarapan karena diburu oleh kesibukan. Ada pula yang tak menyantap sarapan karena merasa tak terbiasa. Kebiasaan melewatkan sarapan ini ternyata dapat meningkatkan risiko terkait masalah jantung di kemudian hari.

Setidaknya ada tiga masalah terkait kesehatan jantung yang mungkin dihadapi seseorang bila terbiasa melewatkan sarapan. Berikut ini ini adalah ketiga masalah tersebut, seperti dilansir BestLife, Jumat (7/5).

Baca Juga

 

Risiko Penyakit Kardiovaskular

Hal ini diungkapkan dalam sebuah analisis meta pada 2020 yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical Nutrition. Analisis meta ini menyoroti tujuh studi berbeda yang membahas hubungan antara kesehatan jantung dan melewatkan sarapan.

Ada lebih dari 221 ribu partisipan yang terlibat dalam analisis meta ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa melewatkan sarapan berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 22 persen.

Analisis meta lain pada 2019 yang diterbitkan dalam Journal of Cardiovascular Development and Disease juga menunjukkan hasil serupa. Analisis ini melibatkan empat studi berbeda dari Amerika Serikat dan Jepang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang terbiasa melewatkan sarapan memiliki kemungkinan 21 persen lebih besar untuk mengalami penyakit kardiovaskular dibandingkan orang-orang yang terbiasa sarapan.

 

Risiko Kematian Terkait Penyakit Kardiovaskular

Studi pada 2019 dalam Journal of the American College of Cardiology juga mengungkapkan adanya keterkaitan antara melewatkan sarapan dan risiko kematian. Menurut studi ini, orang-orang yang terbiasa melewatkan sarapan memiliki risiko 19 persen lebih besar untuk mengalami kematian akibat berbagai penyebab. Kelompok ini juga memiliki risiko kematian akibat masalah jantung seperti serangan jantung atau strok sebesar 87 persen lebih tinggi dibandingkan orang-orang yang terbiasa sarapan.

Studi lain juga mengungkapkan bahwa kebiasaan melewatkan sarapan meningkatkan risiko terjadinya kondisi yang buruk setelah mengalami serangan jantung. Studi yang dimuat dalam European Journal of Preventive Cardiology ini melibatkan 113 pasien serangan jantung yang dirawat di rumah sakit.

Peneliti mengungkapkan bahwa pasien serangan jantung yang terbiasa melewatkan sarapan dan makan malam dekat jam tidur malam memiliki risiko 4-5 kali lebih besar untuk kembali mengalami serangan jantung atau angina dalam kurun waktu 30 hari setelah mereka pulang dari rumah sakit.

 

Pola Hidup tidak Sehat

Menurut American Heart Association (AHA), orang-orang yang terbiasa melewatkan sarapan cenderung memiliki kebiasaan atau pola hidup yang tidak sehat. Sebagian di antaranya adalah tidak berolahraga dan mengonsumsi lebih banyak kalori.

Selain masalah jantung atau kardiovaskular, orang-orang yang terbiasa melewatkan sarapan juga lebih rentan terhadap beberapa penyakit lain. Penyakit-penyakit tersebut meliputi diabetes, obesitas, dan kolesterol tinggi.

"Secara umum, tidak sarapan merupakan penanda untuk menjadi tidak sehat dan memiliki gaya hidup tidak sehat," jelas profesor di bidang ilmu gizi dari Penn State University dan kepala konsil gaya hidup AHA Penny Kris-Etherton PhD.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement