REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Matcha dapat menjadi minuman yang sangat baik untuk dikonsumsi secara teratur. Akan tetapi, tidak berarti matcha adalah minuman terbaik untuk diminum sepanjang hari.
Meminumnya dalam jumlah berlebihan daat memberikan efek samping tertentu. Seperti yang dikatakan Anna Kavaliunas, pelatih holistik dan rekan penulis Matcha, A Lifestyle Guide, matcha mengandung 140 kali lebih banyak antioksidan spesifik yang dikenal sebagai EGCG dibandingkan teh hijau biasa.
Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan, senyawa spesifik ini dapat menghambat pertumbuhan tumor kanker, bahkan memperbaiki DNA yang rusak. Meski begitu, satu hingga dua cangkir matcha sudah cukup bermanfaat, tidak perlu berlebihan.
"Jika tidak, Anda bisa menjadi gelisah atau sakit kepala, terutama jika Anda sudah minum secangkir kopi hari itu," kata Kavaliunas.
Dilansir di laman Eat This, Sabtu (8/5), mungkin orang tidak berpikir jika teh hijau mengandung kafein. Terlebih, delapan ons cangkir teh hijau tradisional hanya mengandung sekitar 28 miligram kafein. Matcha mengandung rata-rata sekitar 64 miligram kafein per delapan ons cangkir.
Matcha adalah bubuk yang terbuat dari daun teh hijau yang ditumbuk halus dan disiapkan dalam dua cara yang berbeda. Teh krim juga mengandung banyak manfaat kesehatan, dengan penelitian menunjukkan bahwa teh ini mendukung kesehatan otak dan jantung.
Dalam konteks yang sama, satu cangkir kopi mengandung 95 hingga 200 miligram kafein, jadi jika orang biasanya merasa gelisah setelah mengonsumsi satu cangkir kopi, maka efek itu akan lebih terasa dari dua cangkir matcha.
Namun, matcha memang mengandung asam amino L-theanine, yang dapat membantu menciptakan efek menenangkan dengan memungkinkan tubuh menyerap kafein lebih lambat dibandingkan setelah minum espresso.
Intinya, satu cangkir matcha tidak mengandung kafein sebanyak secangkir kopi, tetapi sebaiknya meminum sebelum memasukkan bubuknya ke dalam beberapa cangkir air.