Selasa 11 May 2021 21:55 WIB

Startup Digital Direncanakan jadi Mata Kuliah Wajib

Kampus Merdeka yang memberi hak bagi mahasiswa untuk belajar di luar program studinya

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Mas Alamil Huda
Ilustrasi Startup
Foto: Pixabay
Ilustrasi Startup

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kominfo bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) berupaya meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam membangun startup atau usaha rintisan. Hal ini sejalan dengan prinsip Merdeka Belajar: Kampus Merdeka yang memberi hak bagi mahasiswa untuk belajar di luar program studinya namun tetap memperoleh SKS.

Perkembangan industri digital di Indonesia meningkat secara signifikan. Hal ini sebagai bagian dari upaya dan semangat pemerintah dalam mendorong penyebaran startup yang lebih masif dan berkualitas. Untuk menjadi wadah memberi pendampingan dan pemberdayaan dunia startup digital di Indonesia, dibentuklah Gerakan 1.000 Startup Nasional di bawah naungan Kementerian Kominfo.

Ditjen Dikti juga berencana berkolaborasi dengan Kominfo untuk menjadikan startup digital sebagai mata kuliah wajib mahasiswa pada tahun 2022. Program ini akan dipersiapkan mulai tahun ini untuk memberikan pelatihan startup kepada dosen yang nantinya akan mengampu mata kuliah tersebut. 

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Sesditjen Dikti), Paristiyanti Nurwardani menyampaikan visinya untuk mencapai target 100 ribu mahasiswa terlibat dalam pengembangan startup pada 2022. "Nantinya, tim yang lolos seleksi pengembangan startup akan mendapatkan bimbingan yang lebih intensif agar bertahan jangka panjang serta bisa masuk ke platform Kedaireka atau inkubator bisnis kampus," kata Paris, Selasa (11/5). 

Program 1.000 Startup Digital akan dikemas dalam beberapa tahapan yang berguna untuk memberikan wadah bagi setiap pegiat startup untuk bisa belajar sesuai dengan kebutuhan pengetahuan. Program ini telah disusun dari tingkat dasar hingga siap untuk dites pasar. 

Terdapat enam tahapan untuk para startup founder, yaitu ignition atau seminar daring yang memberikan pemahaman dari para pelaku dan regulator industri startup. Selanjutnya networking atau kegiatan berjenjang dengan peserta lainnya di daerah masing-masing. 

Selain itu adalah tahapan workshop atau pembekalan pengetahuan teknis dan nonteknis membangun startup dari ide hingga peluncuran. Tahapan selanjutnya yakni hacksprint, yaitu aktivitas brainstorming ide hingga menjadi produk minimum siap uji yang akan berlangsung selama tiga hari secara daring dan luring bersama mitra co-working di masing-masing kota. 

Tahapan lainnya adalah bootcamp, melakukan validasi customer dengan bimbingan mentor program, UX, dan bisnis melalui respons video. Sementara itu, tahapan terakhir yakni incubation yaitu mentoring bersama mentor dan akselerasi 1 key metric utama selama empat pekan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement