Kamis 13 May 2021 14:38 WIB

Studi Baru: Obesitas Tingkatkan Risiko Kanker

Obesitas berpengaruh dalam perkembangan kanker.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Obesitas berpengaruh dalam perkembangan kanker.
Obesitas berpengaruh dalam perkembangan kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit ini membuat sel tubuh tumbuh tak terkendali dan menyebar ke bagian tubuh lain, menurut American Cancer Society. 

Ada lebih dari 100 jenis kanker, beberapa di antaranya, lebih mematikan. Meskipun ada sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang orang terkena kanker, ada satu penyakit paling umum yang dapat mebungkatkan risiko kanker, namun sebenarnya dapat dicegah, yakni obesitas, dilansir laman Eat This, Kamis (13/5).

Baca Juga

Menurut sebuah penelitian yang dipresentasikan di The European Congress on Obesity (ECO), obesitas berpengaruh dalam perkembangan kanker. Lebih dari 437.000 orang dewasa di Inggris telah diteliti dengan memeriksa ukuran pinggang, pinggul yang lebih besar atau indeks massa tubuh (BMI) dan persentase lemak tubuh, yang terkait dengan peningkatan risiko C.

Para peneliti menggunakan data dari studi kohort prospektif Biobank Inggris yang terdiri dari 54 persen wanita dengan usia rata-rata 56 tahun, semuanya bebas kanker. Mereka mengamati enam penanda obesitas: BMI, persentase lemak tubuh, rasio pinggang-pinggul, rasio pinggang-tinggi, dan lingkar pinggang dan pinggul. 

Mereka menindaklanjuti kelompok tersebut rata-rata sembilan tahun kemudian. Peneliti menemukan ada 47.882 kasus kanker, dan 11.265 kematian akibat kanker. Mereka kemudian menentukan bahwa penderita obesitas dikaitkan dengan risiko 10 kanker yang lebih tinggi.

"Kami mengamati hubungan linier, semakin parah obesitas, semakin tinggi risiko berkembang dan meninggal akibat kanker ini, kecuali untuk kanker payudara pascamenopause," kata Dr. Carlos Celis-Morales, Pemimpin Studi, Universitas Glasgow, Inggris. 

Tapi ada banyak variasi dalam efek obesitas pada kanker yang berbeda. Ini berarti bahwa obesitas sudah pasti mempengaruhi risiko kanker melalui proses yang berbeda, tergantung pada jenis kankernya.

Peningkatan IMT sebesar 4,2 kg / m2 (pria) dan 5,1 kg / m2 (wanita) di atas 25 kg / m2 (yang didefinisikan sebagai kelebihan berat badan) meningkatkan risiko kanker perut sebesar 35 persen kandung empedu, 33 persen, hati, 27 persen , ginjal, 26 persen, pankreas, 12 persen, kandung kemih, 9 persen, kolorektal 10 persen, endometrium 73 persen, rahim 68 persen, payudara pascamenopause 8 persen, dan kanker keseluruhan sebesar 3 persen.

Lebih dari 42 persen orang Amerika dianggap obesitas, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Selain kanker, komplikasi kesehatan akibat obesitas dapat berupa kerusakan sistem organ yang menyebabkan berbagai masalah seperti diabetes, penyakit sendi, dan gastroesophageal reflux.

Beruntung, kondisi kesehatan yang mematikan itu bisa dicegah. Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menjaga pola hidup sehat dengan olahraga intensitas sedang minimal 30 menit, lima kali sepekan.

“Kemudian pola makan sehat, minimal perlu mengandung makanan olahan dan fokus pada protein tanpa lemak, biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan,” saran Dr. Viana. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement