REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas tidur dan kesehatan pencernaan seperti telur dan ayam, susah menentukan mana yang ada terlebih dahulu. Faktanya, tidur dengan kualitas optimal sangat memengaruhi kesehatan pencernaan, begitu juga sebaliknya.
Usus tidak hanya bertugas mencerna makanan dan menyerap nutrisi, tetapi organ kompleks ini memainkan peran yang jauh lebih besar dalam tubuh. Mikroba yang hidup di usus memiliki jalur komunikasi langsung dengan otak, disebut poros otak-usus.
Mereka menghasilkan neurotransmiter yang memengaruhi kondisi tidur, suasana hati, dan banyak lagi. Sebuah penelitian secara khusus meneliti tentang peran mikrobioma usus pada kesehatan tidur, ritme sirkadian, dan suasana hati seseorang.
Salah satu neurotransmiter yang disebut GABA (asam gamma-aminobutirat), disekresikan oleh dua jenis bakteri di mikrobioma: Lactobacillus dan Bifidobacterium. Kondisi GABA yang tak memadai telah dikaitkan dengan tidur dan suasana hati yang kurang optimal.
"GABA memungkinkan tubuh dan pikiran untuk rileks, terlelap, dan tidur nyenyak sepanjang malam," kata psikolog klinis dan spesialis tidur bersertifikat Michael J Breus, seperti dikutip dari laman Mind Body Green, Kamis (13/5).
Neurotransmitter lain yang disekresikan oleh usus dan berperan terhadap kondisi tidur adalah melatonin, yang memberi tahu otak bahwa sudah waktunya untuk tidur. Riset yang terbit di World Journal of Gastroenterology mengulas, usus mengandung setidaknya 400 kali lebih banyak melatonin daripada kelenjar pineal.
Ada beberapa cara yang direkomendasikan pakar untuk mendukung kesehatan usus dan memperbaiki kualitas tidur. Pertama, dengan mengonsumsi suplemen probiotik yang akan membantu mendiversifikasi usus, menjaga atau memulihkan keseimbangan mikrobioma.
"Jika tujuannya adalah untuk memiliki saluran pencernaan yang sehat dan sistem kekebalan secara keseluruhan, pastikan bahwa Anda terus-menerus mengonsumsi probiotik berkualitas baik,” ujar dokter pengobatan integratif Bindiya Gandhi.
Selain mendukung kesehatan usus, sebuah penelitian terhadap individu sehat menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi suplemen probiotik selama enam pekan mengalami peningkatan kualitas tidur. Itu jika dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi plasebo.
Cara lain untuk memiliki usus yang sehat adalah dengan mengonsumsi beragam makanan yang kaya serat. Agar mikroba mendapat asupan nutrisi optimal, kombinasikan serat larut dan tidak larut dari berbagai macam makanan seperti buah-buahan, sayuran, polong-polongan, dan biji-bijian.
Seperti yang pernah dijelaskan oleh ahli gastroenterologi Will Bulsiewicz, mikroba yang hidup di usus manusia cenderung "pilih-pilih makanan". "Mereka hanya menyukai serat dari makanan tertentu," ungkap Bulsiewicz.
Rekomendasi ketiga adalah menetapkan rutinitas malam. Seperti disebutkan sebelumnya, usus yang tidak sehat dapat menyebabkan tidur yang kurang optimal, tetapi tidur yang buruk juga berperan dalam ketidakseimbangan usus dan lapisannya.
Mulai sekarang, buat rutinitas malam yang menenangkan. Menjelang waktu tidur, letakkan ponsel jauh dari jangkauan, mandi air hangat, atau mendengarkan musik. Itu semua dapat meningkatkan kualitas tidur dan kesehatan usus.
"Tidak tidur di malam hari bisa mengganggu ritme usus, mengacaukan keseimbangan bakteri yang menguntungkan bagi tubuh dan membahayakan dinding usus," tutur ahli penyakit dalam bersertifikat Vincent Pedre.