REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Teguh Imami, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Airlangga
Makan ketupat setelah lebaran bukan hal baru bagi masyarakat Indonesia bukan? meski ada perbedaan bentuk tempurung, cara penyajian, dan waktu makan di berbagai wilayah, ketupat menjadi makanan tradisi yang selalu ada.
Ketupat bukan sekadar makanan berat sebagaimana nasi, dalam setiap tenunan janur yang dibentukkan tempurung, takaran isi, bentuk, cara penyajian, waktu penyajian, semuanya memiliki filosofi. Ketupat diciptakan untuk mendekatkan metode dakwah Sunan Kalijaga, salah satu anggota Wali Songo, dengan Islam dan masyarakat Jawa.
Islam menyariatkan ada dua lebaran dalam satu tahun: hari raya Idhulfitri dan Idhuladha. Namun bagi orang Indonesia, khususnya Jawa, ada satu hari raya yang menjadi bagian tradisi untuk dilaksanakan: hari raya Ketupat. Orang Jawa bilang Riyoyo Kupatan.