Rabu 19 May 2021 14:28 WIB

Pengajar BIPA UMM Jadi Duta Bahasa Indonesia

Program Duta Bahasa Negara ini dapat mengenalkan kebudayaan Indonesia ke luar negeri.

Pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sri Ayu Rahmadhani dipercaya menjadi duta bahasa Indonesia. Salah satu kegiatannya, yakni mengenalkan bahasa dan kebudayaan Indonesia di Vietnam dan Filipina selama dua tahun terakhir.
Foto: istimewa
Pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sri Ayu Rahmadhani dipercaya menjadi duta bahasa Indonesia. Salah satu kegiatannya, yakni mengenalkan bahasa dan kebudayaan Indonesia di Vietnam dan Filipina selama dua tahun terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sri Ayu Rahmadhani dipercaya menjadi duta bahasa Indonesia. Salah satu kegiatannya, yakni mengenalkan bahasa dan kebudayaan Indonesia di Vietnam dan Filipina selama dua tahun terakhir.

Perempuan disapa Rini ini telah menyukai pelajaran bahasa sejak Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun impian untuk belajar bahasa secara formal kandas karena tidak disetujui oleh orang tuanya. Meskipun tidak bisa mengambil peminatan bahasa ketika SMA dan kuliah, Rani tetap belajar bahasa asing melalui lembaga non-formal dan kegiatan internasional di UMM.“Seperti Kursus Bahasa Asing (KBA), Belajar di Mandarin Corner UMM, pelatihan dari badan bahasa Jakarta, dan juga belajar dari mahasiswa Vietnam di UMM. Semuanya sangat membatu saya memahami berbagai bahasa,” ungkap Rini Rabu (19/5).

Keaktifan Rini di BIPA UMM membuatnya terdorong untuk mengikuti program Duta Bahasa Negara. Setelah tiga kali mengalami penolakan, Rini akhirnya terpilih sebagai Duta Bahasa Negara di Filipina pada 2019.  

Berbagai kisah menarik telah dialaminya selama mengajar bahasa Indonesia di Filipina. Rini tiba di Filipina saat negara tersebut rutin diguncang gempa dengan skala cukup besar. Selain itu sangat berbahaya sekali bagi Muslim untuk berkeliaran tanpa pengawalan karena bisa dikira teroris. 

Selain dua hal tersebut, perempuan asal Makassar ini mengaku sangat senang mengajar bahasa Indonesia. Sebab,  masyarakat Filipina sangat antusias untuk mempelajari bahasa Indonesia.

Setelah setahun di Filipina, Rini kembali menjadi Duta Bahasa Negara di Vietnam. Berbeda dari sebelumnya, Rini harus mengajar secara daring karena pandemi. Pada awal mengajar, ia sangat kesulitan untuk menyampaikan materi. Hal itu terjadi karena banyak masyarakat Vietnam tidak bisa berbahasa Inggris sedangkan kemampuan bahasa Vietnam Rani masih dasar.

Untuk menanggulangi kendala, Rini mencoba menjelaskan arti dari sebuah kata dengan menggunakan gambar. Lalu dia juga mengasah kemampuan bahasa Vietnam dengan belajar dengan teman-teman Vietnam yang berada di UMM. "Kadang saya juga minta bantuan teman untuk menerjemahkan materi ke bahasa Vietnam,” katanya.

Pada akhir April lalu, Rini telah menyelesaikan program Duta Bahasa Negara di Vietnam. Rini berharap dengan adanya program Duta Bahasa Negara ini dapat mengenalkan kebudayaan Indonesia ke luar negeri. Ia juga ingin bahasa Indonesia semakin dikenal dan diminati  masyarakat luar negeri.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement