Ahad 23 May 2021 02:24 WIB

Radioaktif dari Luar Angkasa Ditemukan di Samudera Pasifik

Plutonium-244 itu membantu ilmuwan memahami bagaimana unsur berat terbentuk.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Luar angkasa (ilustrasi)
Foto: Wikimedia
Luar angkasa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk pertama kalinya, para ilmuwan menemukan bentuk langka dari plutonium di Bumi. Unsur radioaktif bersembunyi di dasar Samudera Pasifik dan bintang yang meledak tampak membantu ini sampai di sana.

Penemuan plutonium yang disebut sebagai plutonium-244 itu dapat membantu para ilmuwan memahami bagaimana unsur-unsur yang sangat berat terbentuk. Ini sekaligus mengisi celah dalam pemahaman manusia tentang alam semesta.

Baca Juga

"Ini adalah unsur-unsur yang masih menjadi misteri. Kami tidak tahu persis di mana plutonium ini diproduksi dan berapa banyak yang ada di lokasi berbeda,” ujar Anton Wallner, ketua studi plutonium dilansir Free Think, Kamis (20/5).

Plutonium ditemukan bersama iron-60, suatu bentuk besi radioaktif, dalam sampel batuan dasar laut yang disumbangkan oleh perusahaan eksplorasi minyak Jepang. Plutonium-244 dan besi-60 apa pun yang ada di Bumi ketika terbentuk akan membusuk sekarang. Jadi para peneliti tahu sampel ini pasti berasal dari luar angkasa dan berdasarkan usia batuan, ini akan mencapai Bumi dalam 10 juta tahun terakhir.

Besi biasa dan unsur berat lainnya terbentuk ketika bintang masif mati dan meledak sebagai supernova. Namun, agar plutonium dan unsur-unsur berat lainnya dapat terbentuk, para astronom meyakini bahwa ada sesuatu yang lebih dahsyat harus terjadi, seperti penggabungan dua bintang neutron.

Karena unsur-unsurnya ditemukan di lapisan batuan yang sama, tampaknya mereka memiliki asal yang sama. Namun, berdasarkan rasio mereka di dalam batuan, supernova tidak mungkin hanya bertanggung jawab atas penciptaan plutonium.

"Data kami sebenarnya menunjukkan bahwa mungkin saja kedua skenario itu diperlukan. Ledakan supernova yang menghasilkan sebagian dari elemen berat ini, tetapi juga penggabungan bintang neutron atau peristiwa langka lainnya,” jelas Wallner.

Ada kemungkinan plutonium terbentuk selama penggabungan bintang neutron, tetapi kemudian dikirim ke Bumi bersama dengan besi di bagian belakang ledakan supernova. Para peneliti saat ini mempelajari sampel yang lebih besar dari batuan dasar laut dengan harapan menemukan petunjuk baru tentang asal-usul plutonium di dalamnya.

Wallner mengungkapkan apa menarik adalah Anda menemukan sekitar enam atau 10 atom, yang pada akhirnya dapat diidentifikasi bukan berasal dari Bumi tetapi dari luar angkasa. Ia mengatakan bahwa hal ini hingga Anda mendapatkan beberapa petunjuk tentang di mana dan kapan benda tersebut diproduksi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement