REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Berdasarkan studi terbaru dari Inggris, dua dosis vaksin Oxford AstraZeneca serta Pfizer, memiliki efektivitas lebih dari 80 persen dalam mencegah infeksi dari varian India, B1.617.2 Covid-19. Dikatakan, temuan Inggris itu berdasarkan data dan laporan dari Public Health England (PHE).
Tak sampai di sana, data studi itu juga mengungkapkan, kedua dosis tersebut memberikan perlindungan 87 persen dari varian B.117, khususnya yang pertama kali ditemukan di wilayah Kent di Inggris. Namun demikian, menurut statistik PHE terbaru yang dirilis awal pekan ini menunjukkan, jumlah kasus varian B1.617.2 telah meningkat 2.111 selama sepekan terakhir dan mencapai 3.424 kasus di seluruh Inggris.
"Saya pikir itu jelas berkembang, utamanya dari angka-angka yang dilaporkan setiap pekan,’’ kata Dr Jeffrey Barrett, direktur genomik Covid-19 di Sanger Institute, dikutip The Week, Ahad (23/5).
Menanggapi peningkatan itu, Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial (DHSC) Inggris mengatakan, mereka berencana meningkatkan pengujian dan melakukan pengurutan genom limbah serta air limbah dalam upaya untuk melacak semua varian Covid-19. Termasuk varian B1.617.2.
Untuk mendukungnya, sebuah laboratorium baru di Exeter, Inggris barat daya, dibuka bulan lalu yang didedikasikan untuk menganalisis air limbah. Langkah itu, menjadikannya sebagai salah satu laboratorium pemrosesan air limbah terbesar di dunia.
Peningkatan sekuensing genom dari sampel limbah diharapkan dapat memberikan lebih banyak petunjuk ke mana varian yang menjadi perhatian bisa menyebar tanpa terdeteksi. Dalam prosesnya, pengurutan sampel air limbah memberikan sistem deteksi tambahan untuk varian yang menjadi perhatian.
"Itu memungkinkan kami merespons wabah secara lebih efektif dan melindungi warga dengan lebih baik," kata Kepala Eksekutif Badan Keamanan Kesehatan Inggris Dr Jenny Harries.