Selasa 25 May 2021 23:29 WIB

Kenali Penyakit Lupus dan Alasan Disebut 'Seribu Wajah'

Lupus disebut penyakit seribu wajah karena gejala dan tandanya mirip penyakit lain

Penyakit lupus.enyakit Lupus merupakan penyakit autoimun yang menyerang beberapa organ di tubuh seperti kulit, ginjal, otak, sendi dan lainnya. Karenanya, penyakit Lupus dapat bermanifestasi dalam berbagai gejala seperti ruam pada kulit, nyeri sendi, gangguan ginjal, atau gejala lainnya.
Foto: www.medicinenet.com
Penyakit lupus.enyakit Lupus merupakan penyakit autoimun yang menyerang beberapa organ di tubuh seperti kulit, ginjal, otak, sendi dan lainnya. Karenanya, penyakit Lupus dapat bermanifestasi dalam berbagai gejala seperti ruam pada kulit, nyeri sendi, gangguan ginjal, atau gejala lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Penyakit Lupus merupakan penyakit autoimun yang menyerang beberapa organ di tubuh seperti kulit, ginjal, otak, sendi dan lainnya. Karenanya, penyakit Lupus dapat bermanifestasi dalam berbagai gejala seperti ruam pada kulit, nyeri sendi, gangguan ginjal, atau gejala lainnya.

Dokter spesialis penyakit dalam dari Siloam Hospitals Makassar, Dr. dr. Femi Syahriani,Sp. PD-KR., menuturkan akan penyakit Lupus, atau juga dikenal dengan istilah penyakit seribu wajah (serigala), karena penampilan wajahnya, gejalanya dan tanda tandanya sangat beragam dan banyak menyerupai penyakit lainnya.

"Karena penyakit lupus merupakan penyakit Autoimun, yaitu kondisi dimana sistem imun di dalam tubuh tidak dapat membedakan diantara kuman dan benda asing dari luar tubuh dengan sel-sel atau jaringan tubuh sendiri, sehingga sistem imun menyerang sel-sel dan jaringan tubuh sendiri, " tutur Dr. dr. Femi Syahriani,Sp. PD-KR., melalui Webinar edukasi zoom, Sabtu, 22 Mei 2021 di kota Makassar. 

Ditambahkan Dr. dr. Femi Syahriani,Sp. PD-KR.,  yang sudah bergabung di Siloam Hospitals Makassar sejak Juni 2017, penyakit Lupus lebih banyak dijumpai pada wanita, terutama wanita usia reproduktif dibandingkan dengan laki-laki dan umur terbanyak adalah antara usia 15-45 tahun. 

"Namun demikian, pada anak-anak dan usia lanjut juga dapat ditemukan beberapa kasus", imbuhnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement