Kamis 27 May 2021 04:00 WIB

Bayi Tasmanian Devil Pertama Lahir di Daratan Australia

Tasmanian devil secara alami punah lebih dari 3.000 tahun lalu.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
Tasmanian Devil.
Foto: wikipedia
Tasmanian Devil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seekor bayi Tasmania Devil lahir di daratan Australia. Pada 2020, sebanyak 26 tasmania devil dibebaskan di cagar alam seluas 404,6 ha di Barrington Tops. Lokasinya sekitar 200 km di utara Sydney.

Daratan Australia adalah rumah bagi spesies itu sekitar 3.000 tahun lalu. Rumah baru itu dirancang untuk melindungi tasmania devil  dari musuh seperti kucing dan rubah, serta bahaya kebakaran, mobil, dan penyakit.

Baca Juga

Di negara asalnya, tasmania devil mulai langka karena kanker mematikan yang disebut Penyakit Tumor Wajah Iblis (DFTD) hingga membuat spesies itu terancam punah. Untuk melindungi dari kepunahan, Aussie Ark, Re: wild, dan WildArk memulai populasi baru yang sehat di daratan Australia, di mana tasmania devil secara alami punah lebih dari 3.000 tahun lalu.

Dilansir New Atlas pada Rabu (26/5), populasi baru tampaknya menerima “rumah baru” mereka itu dengan baik. Organisasi itu melaporkan kelahiran tujuh joey devil baru, dikonfirmasi dengan memeriksa kantong betina reproduktif.

“Kami bekerja tanpa lelah selama 10 tahun  mengembalikan devil ke alam liar di daratan Australia, dengan harapan mereka akan membangun populasi berkelanjutan,” kata presiden Aussie Ark, Tim Faulkner.

Dia mengatakan tim gabungan selalu mengawasi populasi baru hingga tiba waktunya kelahiran tasmanian devil pertama di lokasi itu. Tim tersebut mengatakan akan melakukan pemeriksaan kantong lanjutan selama beberapa minggu ke depan, dan memantau para “ibu” melalui kamera. Angka kelahiran menunjukkan program berjalan dengan baik, dan organisasi memperkirakan bahwa 20 bayi akan lahir pada tahun ini.

“Fakta bahwa dewasa telah beradaptasi begitu cepat sungguh luar biasa,” ujar presiden Re: wild, Don Church.

Sebanyak 20 tasmania devil lainnya akan dilepaskan di cagar alam pada 2021, diikuti 20 lainnya pada 2022. Jangka panjang, spesies asli terancam lainnya, termasuk walabi, bettong, quolls, bandicoots, dan potoroos akan diperkenalkan ke wilayah tersebut untuk membantu memulihkan keseimbangan alami.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement