REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di masa pandemi COVID-19, kesibukan transportasi laut juga berkurang, salah satunya di Norwegia. Akibatnya, kebisingan di dalam laut mereda. Ini jadi berkah tersendiri bagi berbagai hewan laut.
Pada hari-hari sebelum pandemi, wisata melihat paus sering kali ditawarkan di lautan Andenes, Norwegia. Satu kapal biasanya mengangkut 50 wisatawan, dan semuanya ingin mengamati paus. Namun hewan mamalia raksasa itu kian hari semakin jarang terlihat. Mereka bersembunyi. Buat mereka, laut jadi semakin bising.
Kapten kapal Wal Safari, Geir Maan, memaparkan bahwa polusi suara menyebar di dalam air dengan cara berbeda daripada di daratan. Paus bisa menangkap kebisingan ini dengan jelas.
"Sebagian besar jenis paus bisa menangkap suara, walaupun dari jarak jauh. Oleh sebab itu kami juga harus menyetir kapal dengan hati-hati, agar tidak terlalu berisik," kata dia.
Tak jauh dari Lofoten, dasar lautan tiba-tiba menurun curam. Sebenarnya inilah habitat yang sangat disukai paus.
Tapi lalu lintas kapal semakin bertambah, bukan hanya di sini, melainkan juga di seluruh dunia. Kapal penangkap ikan, kapal pesiar, kapal pengangkut barang, bahkan kapal selam, jumlahnya bertambah. Semua ini membuat tingkah laku alamiah mamalia laut itu berubah secara dramatis.
Jika di lautan banyak pergerakan, paus tambah stres. Yang jadi masalah besar biasanya adalah kapal nelayan karena jumlahnya banyak. "Kadang bertabrakan dengan paus. Terutama di musim dingin, saat masih gelap," tutur Geir Maan.