Rabu 02 Jun 2021 11:52 WIB

Ingin Coba Diet Keto? Kenali Dulu 13 Efek Sampingnya

Kenali efek samping diet keto sebelum menjajalnya.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Diet keto (ilustrasi). Di samping dampak positifnya, diet keto juga memunculkan efek negatif.
Foto: www.freepik.com
Diet keto (ilustrasi). Di samping dampak positifnya, diet keto juga memunculkan efek negatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diet keto merupakan salah satu tren diet yang sangat populer karena digadang dapat menurunkan berat badan dengan instan. Akan tetapi, pengaturan pola makan yang sangat rendah karbohidrat ini juga memiliki beberapa efek samping yang patut diwaspadai.

Umumnya, diet keto terdiri dari 80 persen lemak, 15 persen protein, dan lima persen karbohidrat dari total asupan kalori dalam sehari. Bila dalam satu hari mengonsumsi 2.000 kalori, maka jumlah karbohidrat yang dikonsumsi hanya sekitar 100 gram, termasuk karbohidrat sehat seperti sayur dan buah.

Baca Juga

Pengaturan pola makan ini akan memicu terjadinya ketosis. Ketosis adalah kondisi di mana tubuh membakar lemak sebagai sumber energi setelah "kehabisan" karbohidrat untuk digunakan sebagai energi.

Bila dilakukan dengan benar di bawah pengawasan dokter dan diterapkan dalam jangka pendek, diet keto memang dapat memberikan dampak positif. Akan tetapi, diet keto yang dilakukan dalam jangka panjang dapat memicu masalah kesehatan. Berikut ini adalah 13 efek samping negatif dan positif dari diet keto, seperti dilansir Women's Health.

1. Keto flu

Mengurangi asupan karbohidrat secara drastis dan memasuki fase ketosis dapat memicu beberapa gejala yang tak nyaman. Sebagian di antaranya adalah sakit kepala, rasa lelah, nyeri otot, mual, dan diare.

"Gejala-gejala ini yang dikenal sebagai keto flu," kata Kristen Mancinelli, penulis buku The Ketogenic Diet.

2. Jadi moody

Karbohidrat dibutuhkan untuk memproduksi serotonin. Serotonin merupakan zat kimia otak yang membantu mengatur suasana hati (mood) serta tidur dan nafsu makan.

"Ketika tubuh kekurangan asupan karbohidrat, bukan tak mungkin kecenderungan untuk menjadi moody muncul," ujar Laura Iu, seorang ahli diet terdaftar dan terapis nutrisi bersertifikat konselor makan intuitif yang berbasis di New York City, AS.

3. Kebiasaan makan berubah

Memangkas asupan karbohidrat akan mendorong otak untuk melepas zat kimia bernama neuropeptide-Y (NPY) yang akan memberi tahu tubuh bahwa tubuh membutuhkan karbohidrat.

Ketika tubuh tak kunjung mendapatkan karbohidrat yang dibutuhkan, zat kimia NPY ini akan menumpuk dan memperkuat perasaan ingin makan. Menurut Iu, Kondisi ini dapat memunculkan kecenderungan makan berlebih atau binge eating.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement