Rabu 02 Jun 2021 17:18 WIB

Benarkah Berlebihan Olahraga Bisa Pengaruhi Gairah Seksual?

Pria yang sering olahraga bisa alami exercise hypogonadal male condition.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Bila dilakukan secara berlebih, berolahraga dapat memberi pengaruh buruk bagi gairah seks dan performa seksual (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Bila dilakukan secara berlebih, berolahraga dapat memberi pengaruh buruk bagi gairah seks dan performa seksual (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berolahraga merupakan salah satu kunci penting dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Namun bila dilakukan secara berlebih, berolahraga juga dapat memberi pengaruh buruk bagi gairah seks dan performa seksual.

Spesialis kebidanan dan kandungan dari Texas Medical Branch Mary Claire Haver MD mengatakan berolahraga dapat membantu membentuk tubuh dengan lebih baik dan juga meringankan stres. Kedua hal ini dapat mendorong peningkatan gairah seks.

Selain itu, berolahraga juga meningkatkan aliran darah ke organ seksual. Yang tak kalah penting, berolahraga turut mendorong produksi testosteron, yang menurut studi berkaitan dengan libido.

Menurut studi dalam Journal of Education and Health Promotion, peningkatan aktivitas fisik pada laki-laki berkaitan dengan kadar testosteron yang lebih tinggi. Peningkatan kadar testosteron ini turut membantu meningkatkan gairah dan perilaku seksual.

Selain itu, perbaikan fungsi kardiovaskular akibat rutin berolahraga juga ikut meringankan disfungsi seksula pada laki-laki dan perempuan. Kondisi tersebut juga berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan, gairah, dan orgasme pada perempuan.

Studi lain dalam jurnal Sexual Medicine Reviews juga memberikan hasil serupa. Menurut studi ini, olahraga dapat memberikan efek positif pada kehidupan seksual perempuan.

Akan tetapi, olahraga bisa menjadi pedang bermata dua bagi gairah seksual. Olahraga yang dilakukan secara berlebihan justru dapat menurunkan gairah seks dan performa seksual.

Studi dalam jurnal Medicine & Science in Sports & Exercise yang melibatkan 1.077 laki-laki misalnya, menunjukkan bahwa partisipan yang melakukan olahraga berintensitas rendah dan sedang cenderung memiliki libido dengan rentang yang normal atau tinggi. Partisipan yang berolahraga dalam durasi lebih pendek atau sedang juga memiliki skor libido yang normal atau tinggi.

Sebaliknya, partisipan yang terbiasa melakukan olahraga ketahanan dengan intensitas dan durasi yang lebih tinggi cenderung memiliki skor yang libido yang lebih rendah. Oleh karena itu, peneliti menilai dokter yang menangani pasien dengan keluhan penurunan gairah seks perlu mempertimbangkan kebiasaan berolahraga pasien tersebut.

"Paparan intensitas yang lebih tinggi dan durasi yang lebih besar dari latihan ketahanan secara teratur berkaitan secara signifikan dengan penurunan skor libido pada laki-laki," ujar tim peneliti, seperti dilansir di MDLinx pada akhir Mei.

Bukti ilmiah terdahulu pernah menunjukkan bahwa laki-laki yang sering berolahraga dapat mengalami kondisi yang dikenal sebagai exercise hypogonadal male condition. Kondisi ini ditandai oleh penurunan kadar beberapa hormon, termasuk testosteron, yang mungkin dapat menjelaskan adanya penurunan gairah seks akibat olahraga berlebih.

Olahraga berlebih juga dapat menyebabkan kelelahan. Ketika kelelahan terjadi, bukan tidak mungkin gairah seks akan menurun.

Temuan ini bukan mengindikasikan bahwa olahraga harus dijauhi demi menjaga kehidupan seksual yang lebih baik. Sebaliknya, olahraga tetap perlu dilakukan secara rutin dalam kadar yang wajar dan tidak berlebihan agar kehidupan seksual tetap berjalan baik. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement