Rabu 02 Jun 2021 17:52 WIB

Daging Non-Organik Lebih Mungkin Mengandung Bakteri

Studi melibatkan total sekitar 40 ribu sampel.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Qommarria Rostanti
Ilustrasi daging.
Foto: Mgrol101
Ilustrasi daging.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai macam daging siap masak merupakan makanan yang tinggi protein yang baik untuk tubuh. Selain protein, daging juga mengandung cukup banyak vitamin dan mineral.  

Penelitian ini membuat Anda mempertimbangkan mengenai pilihan daging yang akan Anda beli di swalayan. Studi baru dari para peneliti di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health itu menyebut, daging organik secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk mengandung bakteri berbahaya yang dapat membuat Anda berisiko terkena penyakit bawaan makanan. Hal ini menjadi sebuah pengetahuan baru untuk membeli daging organik.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives itu menemukan bahwa daging non-organik lebih mungkin mengandung organisme yang resistan terhadap berbagai obat yang dapat membuat pemakan daging berisiko terhadap masalah kesehatan yang serius. 

Organisme yang resistan terhadap banyak obat adalah kuman yang dapat menyebabkan infeksi yang lebih sulit diobati oleh dokter dengan antibiotik. "Ini dapat menyebabkan perawatan kesehatan yang lebih lama, biaya yang dikeluarkan lebih tinggi, dan lebih banyak kematian," ujar penulis utama studi tersebut, Gabriel K Innes, VMD, PhD, dilansir laman Eat This, Not That!, Rabu (2/6). 

Studi ini melihat data kontaminasi bakteri untuk beberapa jenis daging di antaranya dada ayam, daging giling, dan kalkun giling yang diambil pada 2012 sampai 2017. Data ini melibatkan total sekitar 40 ribu sampel.

Para peneliti melihat bagaimana daging itu diproduksi, seperti hewan apa yang dibesarkan dan apa yang mereka makan. Mereka juga melihat bagaimana daging diproses seperti dikemas dalam fasilitas. Kedua hal itu dilakukan untuk lebih memahami hubungan antara daging dan kontaminasi.

Mereka menemukan, sekitar empat persen sampel yang diproduksi dan diproses di fasilitas non-organik terkontaminasi patogen penyebab penyakit bawaan makanan seperti E coli dan salmonella. Sementara itu, kurang dari satu persen sampel daging yang diproduksi secara organik yang diproses di fasilitas pemrosesan yang terpisah, atau menangani daging organik dan konvensional, terkontaminasi.

Namun, hewan yang dibesarkan di peternakan yang mengikuti praktik organik dan kemudian dibawa ke fasilitas pada akhir hayatnya yang secara eksklusif memproses daging organik adalah yang paling aman untuk dikonsumsi.

Faktanya, penelitian tersebut bahkan mengungkapkan, di antara daging yang diproduksi secara konvensional dan daging yang juga diproses di fasilitas yang secara eksklusif menangani daging konvensional, terkontaminasi bakteri sepertiga dari waktunya. Di sisi lain, daging konvensional yang ditangani di fasilitas terpisah seperempatnya terkontaminasi bakteri.

"Bagaimana memelihara dan memproses makanan hewan cukup penting, tidak hanya untuk kesehatan hewan tetapi juga untuk Anda," kata Innes.

Tak dimungkiri harga daging organik lebih mahal dari yang bukan organik. Oleh karenanya, Anda perlu merogoh uang ekstra untuk membeli daging organik.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement