REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memperingatkan masyarakat untuk berhenti menggunakan dua alat tes Covid-19 karena hasilnya berpotensi tinggi tidak akurat. Dua alat yang dimaksud adalah Leccurate SARS-CoV-2 Antibody Rapid Test Kit dan Lepu Medical Technology SARS-CoV-2 Antigen Rapid Test Kit.
Badan tersebut mengatakan bahwa kedua alat tes tersebut tidak mendapatkan izin edar, tetapi didistribusikan ke apotek dan dijual langsung ke konsumen AS. FDA memiliki kekhawatiran serius tentang minimnya keakuratan dari hasil tes Covid-19 kedua kit tersebut.
“Hasil yang salah dapat membuat seseorang berpikir bahwa mereka menderita Covid-19, padahal mereka tidak terinfeksi, atau mereka yang sebenarnya terinfeksi, namun dinyatakan negatif,” demikian pernyataan FDA seperti dilansir dari laman Slashgear, Jumat (4/6).
Alat rapid test antigen melibatkan usap hidung, sedangkan alat tes antibodi menggunakan sampel darah, serum, atau plasma. Dari catatan FDA, beberapa pasien yang diuji ulang setelah dites dengan dua kit di atas memiliki hasil yang berbeda.
“Seseorang yang mendapatkan hasil negatif palsu, otomatis tidak akan dirawat karena Covid-19. Ini berbahaya karena mereka bisa menularkan atau membuat kondisi pasien lambat laun semakin parah,” kata FDA menjelaskan.
Karena itu, FDA juga menyarankan publik dan penyedia layanan kesehatan untuk berhenti menggunakan kedua kit tersebut. Mengingat risiko hasil tes yang salah akan menghambat penanganan pandemi.
FDA menganjurkan masyarakat untuk membeli alat tes Covid-19 yang memiliki izin edar resmi dari otoritas setempat. Itu semua mesti dilakukan demi menghindari kesalahan hasil tes serta mempercepat penanganan pasien Covid-19.