Selasa 08 Jun 2021 17:15 WIB

Cerita Bupati Pamekasan Saat Jadi Mahasiswa UMM

Selama menjadi mahasiswa UMM, perpustakaan kampus sudah menjadi basecamp bagi Baddrut

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam
Foto: Humas UMM
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Sudah lebih dari setengah abad berdiri, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) telah melahirkan ribuan alumni yang tersebar di penjuru nusantara, bahkan dunia. Salah satu di antaranya Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam.

Baddrut memulai kisah dengan menceritakan awal pendaftaran di UMM. Saat itu, ia mendaftarkan diri tepat satu jam sebelum pendaftaran ditutup. Dia juga harus kehilangan beberapa pesyaratan yang tertinggal di bus.  Saat itu, Baddrut kebetulan berangkat dari Yogyakarta langsung ke Malang. "Alhamdulillah berkat nilai rapor yang cukup bagus, saya akhirnya diterima di UMM tanpa melalui tahapan tes,” ungkapnya.

Selama menjadi mahasiswa UMM, perpustakaan kampus sudah menjadi basecamp bagi Baddrut. Dia acap mengisi waktu kosong dengan membaca buku dan berdiskusi bersama teman-teman lain. Bahkan, sempat membentuk lembaga kajian Islam dan psikologi untuk mahasiswa bernama Phenomenon.

Baddrut tak menampik dia kurang bisa mengatur uang saat menjadi mahasiswa dulu. Uang saku yang diberi ibunya sering habis di tengah jalan, baik untuk makan maupun membeli buku. Sebab itu, ia berinisiatif untuk berjualan kerupuk demi mendapatkan uang jajan tambahan. 

Tidak disangka, usaha berjualan kerupuk berjalan dengan lancar. Tiap minggu ia bisa meraup keuntungan sebesar Rp 2 juta. Jumlah tersebut bisa dibilang cukup banyak di masanya.  "Akhirnya teman-teman sering saya ajak ke rumah makan Pak Soleh,” katanya Senin (7/6).

Pria yang bercita-cita menjadi pengusaha tersebut menjelaskan, menjadi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan bupati merupakan jalan tersesat yang benar. Dia mengaku jabatan bukan sebuah tujuan, melainkan alat perjuangan. Tidak peduli apapun merk dan tipe kendaraannya, hal terpenting tujuannya.

Baddrut juga sempat memberikan pesan bahwa kalau ingin jadi orang hebat harus belajar pada orang hebat pula. Kala menjadi mahasiswa, ia seringkali datang ke Menko PMK Ri, Profesor Muhadjir Effendy yang pernah menjabat sebagai Rektor UMM. Dia suka berkunjung ke Rektor UMM meskipun tidak dipanggil. "Mengobrol, kemudian mendapatkan rekomendasi buku serta meresumenya. Hal itu sungguh memberi saya manfaat yang luar biasa,” ucap dia.

Selain itu juga harus menjaga sikap kepada orang lain. Saat menjadi mahasiswa Psikologi UMM dulu, ia mengaku belajar bahwa orang itu tidak suka dihina. Sebaliknya, mereka lebih suka diperlakukan dengan baik.  “Mungkin karena hal itulah saya bisa terpilih menjadi DPRD termuda pada 2009 dan kini menjadi Bupati Pamekasan,” kata dia menambahkan.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement