Rabu 09 Jun 2021 12:09 WIB

Tatap Muka Kedua di Jaksel Diikuti 25 Persen Siswa 

Belajar tatap muka diikuti pelajar yang saat ini berada di jenjang besar.

Tatap Muka Kedua di Jaksel Diikuti 25 Persen Siswa. Seorang siswa mencuci tangan saat melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka tahap dua di SDN 07 Kenari, Jakarta, Rabu (9/6). Sebanyak 226 sekolah di Jakarta mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka tahap dua dengan kuota 50 persen dari jumlah siswa dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Tatap Muka Kedua di Jaksel Diikuti 25 Persen Siswa. Seorang siswa mencuci tangan saat melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka tahap dua di SDN 07 Kenari, Jakarta, Rabu (9/6). Sebanyak 226 sekolah di Jakarta mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka tahap dua dengan kuota 50 persen dari jumlah siswa dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan 2 menjelaskan pembelajaran tatap muka (PTM) kedua hanya boleh diikuti siswa maksimal sebanyak 25 persen dari kapasitas setiap kelas.

"Mekanisme sama persis dengan PTM terbatas yang awal," kata Kepala Seksi Pendidikan Menengah Suku Dinas Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Selatan Sarwoko saat memantau PTM di SMKN 47 Jakarta, Rabu (9/6).

Baca Juga

Dengan aturan kapasitas itu, per kelas hanya diisi oleh sekitar 12-15 orang pelajar. Adapun PTM yang merupakan percontohan tahap pertama setelah PTM terbatas itu dilaksanakan tiga kali dalam seminggu, yakni setiap Senin, Rabu dan Jumat.

Sedangkan Selasa, Kamis, dan Sabtu sekolah akan disemprot desinfektan untuk memastikan kebersihan dan kenyamanan ruang kelas. Sarwoko menjelaskan pelajar yang ikut dalam kelas PTM tersebut merupakan pelajar yang saat ini berada di jenjang besar, misalnya untuk SD diikuti pelajar kelas V dan VI.

Begitu juga untuk sekolah menengah untuk SMP diikuti kelas VII dan VIII serta jenjang SMA diikuti kelas X dan XI. Di wilayah Jakarta Selatan, PTM diikuti 37 sekolah, 19 di antaranya berada di Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan 2 dan sisanya sebanyak 18 berada di Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan 1.

"Sekolah-sekolah ini benar-benar memenuhi standar protokol kesehatan dari segi kesehatan, sarana prasarana memenuhi," ucapnya.

Sekolah dalam PTM itu juga sudah melalui penilaian dari kementerian dan tahapan penilaian termasuk kepada guru, kepala sekolah hingga orang tua siswa untuk pelatihan modul. "Kemudian nilai turun ke dinas dan turun ke sudin, langsung ke sekolah, setelah itu tim sudin melakukan verifikasi, kami cek dan setelah itu data diunggah pengawas, disampaikan lagi baru pelaksanaan PTM," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement