Kamis 10 Jun 2021 01:00 WIB

BRIN Ingin Tingkatkan Kerjasama Riset Luar Negeri

BRIN Ingin Tingkatkan Kerjasama Riset Luar Negeri

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Muhammad Hafil
 BRIN Ingin Tingkatkan Kerjasama Riset Luar Negeri. Foto: Penelitian. Ilustrasi
Foto: Sciencemag
BRIN Ingin Tingkatkan Kerjasama Riset Luar Negeri. Foto: Penelitian. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan pihaknya ingin membuka lebih banyak kerjasama riset dengan luar negeri. Salah satu yang saat ini didorong adalah riset kelautan di Indonesia yang bekerjasama dengan Prancis.

"Ke depan, saya akan membuka lebih banyak global platform untuk kerja sama riset dan inovasi dengan mitra dari luar negeri. Fasilitas dan SDM yang kita miliki dapat kita sinergikan bersama. Dengan integrasi ini, sumber daya riset juga akan lebih terkontrol," kata Handoko, dalam keterangannya, Rabu (9/6).

Baca Juga

Pada Selasa (8/6) BRIN bersama dengan Menteri Kelautan Prancis, Annick Girardin menyaksikan penandatanganan Credit Facility Agreement untuk dukung peningkatan kapasitas riset kelautan di Indonesia. Melalui kerja sama ini, Indonesia akan memperkuat armada kapal riset nasional.

Handoko menilai, Prancis merupakan salah satu mitra strategis Indonesia dalam kerja sama riset dan inovasi. Ia mengatakan, ke depannya akan banyak potensi kerja sama riset dan inovasi antara Indonesia dan Prancis.

"Untuk itu, kami membuka peluang ini kepada peneliti Indonesia, dan kami berkomitmen untuk selalu mendukung upaya kerja sama ini lebih baik lagi," kata Handoko.

Menteri Kelautan Perancis Annick Girardin mengatakan dengan didirikannya BRIN akan menjadi sinyal yang kuat untuk mendukung pengembangan riset di Indonesia. Ia menyebutkan BRIN akan menjadi platform global penelitian dan berstandar internasional. Annick Girardin berharap kerja sama riset antara Indonesia dan Perancis dapat ditingkatkan dan lebih erat lagi, khususnya di bidang maritim.

"Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa Pemerintah Perancis memiliki strategi khusus untuk eksplorasi komprehensif dasar laut, saya kira saat ini baru sekitar 20 persen dasar laut yang telah dieksplorasi dan dimanfaatkan secara optimal, dengan melibatkan riset dan pengembangan dengan pihak swasta, bukan hanya pemerintah saja," kata Girardin.

Berdasarkan hasil kajian Feasibility Studies (studi kelayakan) yang dilakukan pada 2018-2019 dan rekomendasi Konsorsium Riset Samudera Nasional, Indonesia butuh penguatan kapasitas armada kapal riset dalam mendukung riset kelautan nasional. Pelaksana harian (plh) Kepala LIPI, Agus Haryono menjelaskan proyek pengadaan kapal riset multiguna akan bisa kebutuhan infrastruktur untuk membangun riset kelautan nasional.

"Saat ini enam armada penelitian yang ada di Indonesia secara umum membutuhkan perbaikan guna memenuhi standar internasional. Melalui program ini diharapkan penggunaan dan pengelolaan armada secara terbuka dan profesional serta dimanfaatkan bersama sehingga fasilitas riset yang ada menjadi enabler dalam menciptakan ekosistem riset kelautan nasional," kata Agus.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement