Kamis 10 Jun 2021 20:48 WIB

7 Tanda Peradangan Kronis dan Cara Mengatasinya

Peradangan kronis terjadi terlalu jauh dan gejala tidak selalu terlihat atau jelas.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Peradangan kronis terjadi terlalu jauh dan gejala tidak selalu terlihat atau jelas.
Foto: PixaHive
Peradangan kronis terjadi terlalu jauh dan gejala tidak selalu terlihat atau jelas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika Anda ingin sehat selama bertahun-tahun, Anda harus memperhatikan kemungkinan tanda-tanda peradangan sistemik di tubuh. Alasannya, peradangan kronis tampaknya berperan dalam banyak penyakit melemahkan, termasuk penyakit jantung dan stroke, kanker, diabetes, dan obesitas.

Tidak semua peradangan buruk, misalnya saja keseleo pergelangan kaki atau flu biasa. Setelah sel kekebalan menyembuhkan area tersebut, maka peradangan menghilang.

Baca Juga

Di sisi lain, peradangan kronis adalah ketika sistem kekebalan bekerja terlalu keras untuk menangkis “ancaman” dalam jangka waktu lama. Kondisi itu bisa merusak tubuh.

Karena peradangan terjadi jauh di dalam tubuh pada tingkat sel, gejala tidak selalu terlihat atau jelas. Dilansir Live Strong pada Kamis (10/6), berikut tanda-tanda halus peradangan kronis dari pakar medis.

 

1. Masalah memori dan konsentrasi

Otak Anda kemungkinan besar akan menanggung beban jika tubuh sedang mengatasi peradangan.

"Stres kronis, akibat peradangan, umumnya menyebabkan tubuh berada dalam keadaan stimulasi konstan, terutama sistem saraf simpatis," kata ahli endokrinologi dan internis yang berbasis di New York City, Deena Adimoolam-Gupta.

Keadaan kewaspadaan yang terus-menerus itu memengaruhi tidur yang pada gilirannya dapat mengganggu daya ingat dan konsentrasi.

 

2. Nyeri tubuh dan kelemahan otot

Ahli penyakit dalam dan gastroenterologi yang berbasis di New York, Niket Sonpal mengatakan, ketika sitokin inflamasi (protein yang terkait dengan sistem kekebalan) meningkat di dalam tubuh, mereka dapat memicu nyeri otot dan pembengkakan. Faktanya, peradangan kronis merusak serat otot, yang tidak hanya menyebabkan kelemahan tetapi juga mempengaruhi arteri yang melewati otot. Peradangan memulai pembengkakan di dalam dan sekitar sendi yang dapat menghasilkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.

 

3. Resistensi insulin

"Peradangan kronis menyebabkan peningkatan hormon kortisol, yang membuat sel-sel tubuh lebih tahan terhadap efek insulin," ujar Adimoolam-Gupta.

Akibatnya, resistensi insulin yang dipicu peradangan itu dapat menyebabkan gula darah tinggi dan (atau memperburuk) diabetes tipe-2. Peradangan kronis lebih mungkin menyebabkan resistensi insulin pada orang dengan faktor risiko tertentu, termasuk penderita diabetes tipe-2 atau obesitas, dan mereka yang memiliki riwayat penggunaan steroid jangka panjang.

 

4. Ruam kulit

Kemerahan, lecet, kulit kering, dan benjolan gatal merupakan kondisi kulit yang bisa saja menjadi penanda peradangan kronis. Sonpal mengatakan, ruam adalah respons terhadap sistem kekebalan yang menangkis hal-hal seperti mikroba menular, reaksi alergi, dan penyakit dalam.

"Ada ratusan ruam kulit yang mungkin terkait dengan perubahan inflamasi pada kulit," kata Adimoolam-Gupta. Contohnya, psoriasis menyebabkan peradangan kulit dan karakteristik sisik dan plak psoriatis.

 

5. Energi rendah

Peradangan kronis menyebabkan stres dalam tubuh, yang merangsang sistem saraf simpatik secara berlebihan. Dengan kata lain, Anda selalu dalam mode siaga. Seiring waktu, keadaan kewaspadaan yang tiada henti itu dapat menghabiskan energi dan menyebabkan kelelahan umum. Terlebih lagi, ketika tubuh Anda menghadapi peradangan sistemik, dia harus mengatasi pelepasan sitokin inflamasi dalam darah.

"Penyakit radang usus, penyakit hati, psoriasis dan rheumatoid arthritis adalah penyakit peradangan kronis yang menyebabkan kelelahan,” ujar Sonpal.

 

6. Lendir berlebihan

Apakah Anda mengalami hidung tersumbat kronis, sering berdahak, atau pilek biasa? Sonpal menjelaskan, produksi lendir saluran napas yang berlebihan terjadi karena selaput lendir menghasilkan dahak untuk melindungi sel epitel yang terletak di lapisan sistem pernapasan.

"Ini terjadi terutama pada penyakit radang paru-paru seperti penyakit paru obstruktif kronik," kata dia.

Namun, peningkatan lendir juga bisa menjadi produk dari peradangan akut. Misalnya, lebih banyak lendir di lubang hidung dapat terjadi karena rinitis alergi, yang merupakan akibat dari alergen (seperti serbuk sari), yang bersentuhan dengan selaput hidung.

 

7. Masalah perut

Masalah pencernaan seperti kembung, ketidaknyamanan perut, sembelit, dan diare juga bisa menandakan masalah peradangan. Misalnya, gastritis, yang mengacu pada sekelompok kondisi yang ditandai dengan peradangan pada lapisan lambung di perut itu dapat menyebabkan gejala GI yang tidak nyaman, seperti sakit perut bagian atas, mulas, dan refluks asam.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement