Sabtu 12 Jun 2021 20:13 WIB

Mengkritik Elite Politik yang Mendustakan Agama

Buku karya Nurudin mengajak pembaca berpikir kritis dengan menohok kesadaran.

Buku Andai Pemerintah Mau karya dosen UMM, Nurudin.
Foto: Dok
Buku Andai Pemerintah Mau karya dosen UMM, Nurudin.

REPUBLIKA.CO.ID, Siang itu, medio 2019, Nurudin menunaikan shalat Jumat di masjid Rumah Sakit Bhayangkara HS Samsoeri Mertojoso, Kota Surabaya. Dalam khotbahnya, sang khotib mengutip surat Al Maun.

Bagi masyarakat awam, bisa jadi surat tersebut tidak terlalu familiar. Berbeda dengan penulis yang sudah terbiasa mendengar surat ke-107 Alquran tersebut. Isi surat Al Maun tentang pesan bagi masyarakat agar jangan mendustakan agama dengan menghardik anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin.

Hanya saja, timbul pertanyaan dalam benak penulis yang merupakan dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Mengapa khotib hanya menyampaikan contoh yang sudah umum di kemukakan dalam aktivitas sehari-hari. Mengapa tidak memberi cerita terkini yang terjadi di masyarakat.

Misalnya, khotib bisa menyinggung orang yang mendustakan agama di dalam politik. Penulis adalah orang yang menggugat, mengapa masjid tidak boleh membicarakan masalah politik jika tujuannya baik.

Apakah masjid harus steril dari politik? Padahal di dalam masjid, persoalan kebangsaan dan kemasyarakatan bisa diselesaikan.

Memang harus diakui, masjid tidak pas dijadikan sarana untuk kampanye politik praktis. Penulis menyoroti, jika politisi hanya berjuang untuk kekuasaan dan berorientasi untk memperkaya diri, ia telah nyata menjadi pendusta agama.

Orang miskin menjadi miskin karena korban ketidakadilan. Ada peran penguasa yang memiliki power untuk memperjuangkan kesejahteraan dan keadilan. Namun, jika yang berkuasa hanya memikirkan diri sendiri dan kelompoknya, maka banyak pihak yang dirugikan.

Karena itu, tugas politikus sebenarnya sangat berat. Jika tidak amanah maka bisa dikategorikan sebagai pendusta agama sesuai dengan surat Al Ma'un.

Di bagian lain, penulis membuat artikel berjudul Ustadz Whatsapp. Konteksnya, grup Whatsapp kadang ada anggota yang suka menyebar (broadcast) informasi. Ada yang berisi petuah bijak, ada pula nasihat keagamaan.

Hal itu membuat penulis menjadi malas membuka grup Whatsapp. Bahkan pada momen pasca-Pilpres 2019, ia memiliki hampir 5.000 pesan yang belum dibaca. Dia pun memilih clear chat, karena menduga isinya debat kusir terkait hasil Pilpres 2019.

Memang menebar kebaikan itu juga merupakan ajaran agama. Hanya saja, nasihat yang disebarkan itu bernada sindiran, atau ancaman disertai hadits dan ayat Alquran. Hal itu jelas bisa membuat orang nyaman. Jika sudah seperti itu? Perlukah seseorang dengan mudah menyebarkan pesan berbau agama, yang malah tidak menentramkan?

Buku Andai Pemerintah Mau karya Nurudin mengajak pembaca berpikir kritis dengan menohok kesadaran paling dasar. Disajikan dengan sindiran, candaan, dan ironi tentang kejadian aktual di sekitar. Disampaikan dengan bahasa ringan secara bertutur untuk semua umur.

Buku ini mewakili kepentingan masyarakat umum, digali dari fakta dan kejadian di sekitar kita. Masih ada harapan perubahan yang lebih baik pada masa datang.

Buku ini dibagi menjadi tiga bagian. Pertama bab yang diberi judul 'Aturan Tinggal Aturan, Pelanggaran Jalan Terus'. Bab awal mengupas negara Indonesia sudah banyak aturan yang muncul silih berganti dan tumpang tindih. Sayangnya, aturan dibuat berdasarkan pesanan atau kepentingan tertentu.

Bagian kedua bertema 'Masyarakat tak Berdaya Negara Kuat'. Bab ini menguraikan selama negara berdiri, usaha untuk memperkuat masyarakat bisa nyari menghilang. Sebab memperkuat masyarakat bisa mengancam eksistensi negara.

Jika masyarakat kuat, menurut penulis, mereka bisa lebih berdaya. Tentu saja hal itu bisa membuat gusar sebagian elite dan politikus. Karena kepentingan mereka bisa terganggu.

Bab terakhir diberi judul 'Orang Gila, Makin Dicari karena Berani'. Bagian ini bertutur tentang masalah hidup yang sudah tidak lurus-lurus mmbutuhkan orang unik untuk ikut mengatasinya. Diceritakan ada seorang guru yang berbeda dalam mengajar sangat dicari. Guru tidak harus pintar, tetapi wajib mengajarkan akhlak yang baik.

Bagi penulis, karya yang diterbitkannya berusaha menggelitik kemapanan masyarakat. Setiap artikel membahas masalah aktual yang layak direnungkan untuk perubahan kehidupan yang lebih baik. Buku yang terdiri 28 tulisan ini semuanya pernah dimuat di media daring.

Secara tersirat, penulis sengaja mengajak pembaca memahami kehidupan sosial di sekitar dengan enteng-entengan (ringan-ringan saja). Tidak usah terlalu serius, hidup ini sudah serius. Mengapa masyarakat harus serius pula mengamati sepak terjang elite politikus?

Judul: Andai Pemerintah Mau

Penulis: Nurudin

Penerbit: Intelegensia Media

Tahun: Mei, 2021

Tebal: xix + 155 halaman

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement