REPUBLIKA.CO.ID, MUENCHEN -- Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) menyatakan beberapa orang dilarikan ke rumah sakit karena terluka akibat seorang pengunjuk rasa yang melakukan terjun payung di pertandingan Grup F Euro 2020 antara Jerman melawan Prancis, di di Stadion Allianz di Muenchen, Rabu (16/6) dini hari WIB. Prancis berhasil menang 1-0 lewat gol bunuh diri Mats Hummels.
Les Bleus sejatinya mencetak dua gol tambahan tapi dianulir wasit karena dianggap offside. Seseorang tak dikenal itu mendarat di tengah lapangan, namun tali parasutnya sempat tersangkut di atap stadion dan kabel kamera televisi yang menggantung.
UEFA menyebut aksi tersebut gegabah dan membahayakan. UEFA menegaskan bakal memproses si penejerun sesuai hukum yang berlaku.
"Ini adalah tindakan yang tidak bisa diindahkan karena menyebabkan beberapa orang yang sedang menyaksikan pertandingan terluka. Mereka kini berada di rumah sakit," bunyi pernyataan resmi UEFA, dikutip dari ESPN, Rabu (16/6).
Si penerjun bahkan hampir mengenai skuad Prancis. Pelatih timnas Prancis, Didier Deschamps, sempat berjongkok untuk menghindari parasut yang mendarat.
Pengunjuk rasa membawa spanduk "hentikan minyak bumi" yang diprakarsai oleh salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan. Ia kehilangan kendali atas parasutnya.
Dua pemain Jerman, Antonio Rudiger dan Robin Gosens, adalah dua orang pertama yang mengamankan si penerjun sebelum pihak pengamanan meringkusnya.
Juru bicara timnas Jerman, Jens Grittner, menyayangkan aksi tersebut. Ia mengatakan, penerjun membahayakan orang-orang tidak bersalah di lapangan.
"Kami, Federasi Sepak Bola Jerman menyayangkan hal ini karena mencederai orang-orang. Ini tidak bisa diterima dalam sudut pandang kami," jelas Grittner.