REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya (UB) akan mengembangkan masyarakat di wilayah kaki Gunung Arjuno, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur (Jatim). Program itu mengusung tajuk Sustainable Development of Forest-Based Community at Arjuno Mountain, Malang.
Melalui Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), UB menerima hibah pengabdian masyarakat dari Australia Grant Scheme Round 1 2021. Australia Grant Scheme Round 1 dikelola oleh Australia Awards in Indonesia, sebuah lembaga yang mendukung kontribusi positif antara Australia dan Indonesia.
Dosen FTP UB Hendrix Yulis Setyawan menjelaskan, hibah digunakan untuk pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Hal itu dilakukan melalui kerja sama dengan masyarakat sekitar UB Forest. "Sebuah hutan pendidikan yang terletak di Dusun Sumberwangi, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang," kata Hendrix selaku ketua proyek di Kota Malang, Rabu (16/6).
Mayoritas masyarakat di sekitar UB Forest, sambung dia, merupakan penggarap kopi dan peternak sapi. Para petani kopi itu tidak memiliki lahan. Pun dengan rumah warga berada di lahan UB, serta akses listrik dan sumber energi bersih sangat terbatas.
Menuru Hendrix, jika dilihat dari sisi masyarakat, mereka memang membutuhkan bantuan. Dia ingin membuat Kampung mandiri energi berbasis pertanian dan peternakan dengan sistem berkelanjutan di lokasi tersebut. Pada tahap awal, tim menargetkan untuk menyosialisasikan model pertanian berkelanjutan.
"Konsepnya adalah kami membantu masyarakat sekitar UB Forest mengelola lingkungan sekitarnya secara berkelanjutan," jelasnya. Hendrix dibantu kelompoknya, yang terdiri Yulis Setyawan, Profesor Imam Santoso, Sri Suhartini, dan Nimas Mayang Sabrina Sunyoto.
Dekan FTP UB Imam Santoso mengatakan, fakultas ingin berkontribusi dalam pendanaan sebagai third party dalam program pengabdian internasional, seperti AGS. Hal itu karena kegiatan yang dilaksanakan sangat erat dengan latar belakang keilmuan FTP. Terlebih, hal itu juga termasuk salah satu wujud Tri Dharma FTP.
Menurut Imam, wilayah sasaran hibah tidak hanya memiliki potensi kopi tapi juga pemeliharaan sapi. Sebab itu, tim menawarkan model berkelanjutan dengan memaksimalkan peternakan sapi warga. Langkah tersebut bertujuan demi pemenuhan kebutuhan energi dan mengurangi limbah terbuang.
Imam menjelaskan, tim berencana membangun instalasi biogas di lokasi peternakan. Hasilnya nanti dapat dimanfaatkan oleh penduduk sebagai sumber energi untuk memasak. "Sedangkan pupuk sisa fermentasi dari unit biogas dapat digunakan untuk kebun kopi," ucap Imam.
Menurut Imam, penggunaan pupuk akan menguntungkan pihak UB Forest. Pasalnya, pupuk yang digunakan termasuk jenis organik. Hal itu berarti dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia berlebih yang bisa berpotensi merusak lahan tanam di beberapa daerah.
Di samping itu, sambung dia, harga kopi organik yang dihasilkan juga dapat meningkat. Dengan demikian, nanti mampu memberikan keuntungan untuk kedua belah pihak.