REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laporan baru Ericsson Consumer Lab mengungkap sekitar lima juta pengguna smartphone di Indonesia akan beralih ke 5G dalam dua tahun pertama setelah jaringan 5G tersedia. Country Head Ericsson Indonesia, Jerry Soper, menjelaskan, 5G akan mengubah cara masyarakat berinteraksi, fungsi masyarakat, dan kinerja bisnis. Termasuk, memacu ekspansi ekonomi secara masif.
Dengan beralih ke 5G, para penyedia layanan komunikasi pun memiliki keuntungan yang membuat mereka unggul di pasar lokal. Laporan yang mewakili 1,3 miliar pengguna smartphone di seluruh dunia menunjukkan, pengguna smartphone 5G-ready di Indonesia yakin teknologi 5G ini akan 10 kali lebih cepat daripada 4G.
"Kami berharap dapat terus memberikan pengalaman 5G bagi konsumen Indonesia dan mendukung agenda pemerintah menuju transformasi digital dan aplikasi Industri 4.0," ujar Jerry.
Dengan kecepatan lebih tinggi, latensi yang sangat rendah, dan jangkauan luas, 5G dianggap akan menjadi pendorong transformasi untuk bisnis dan berperan penting dalam mendukung agenda pemerintah menuju transformasi digital 4.0.
Dalam laporan berjudul Five Ways to a Better 5G tersebut juga mengidentifikasi manfaat 5G terhadap pengguna smartphone di seluruh dunia. Pada 2025, konsumen di Indonesia diperkirakan akan menghabiskan 7,5-8 jam per minggu menggunakan aplikasi augmented reality (AR) dan cloud gaming.
Temuan Ericsson juga menyebutkan, konsumen di Indonesia bersedia membayar 50 persen lebih banyak untuk paket 5G yang dilengkapi dengan beragam layanan digital. Saat ini, 19 persen konsumen yang disurvei, juga sudah memiliki smartphone yang mendukung 5G.
Keseluruhan manfaat dari 5G pun hanya dapat diraih dengan ada nya ekosistem yang kokoh. Ketersediaan spektrum, disebut Jerry, menjadi kunci penyerapan teknologi secara cepat.
Ketersediaan spektrum yang me madai juga akan mempercepat perja lanan transformasi digital Indonesia. Sehingga, akan mendo rong pertum buhan ekonomi, dan membuka potensi penuh Revolusi Industri 4.0.