Oleh : Nora Azizah, Jurnalis Republika.co.id
REPUBLIKA.CO.ID, Anak-anak memang sebagian besar bisa terhindar dari Covid-19. Hanya saja, anak-anak bisa dengan mudah menularkan virus kepada orang dewasa hingga lansia.
Para ahli menyebut anak-anak bisa dengan mudah menularkan virus ke orang lain. Bahkan, ada catatan, kekebalan dari Covid-19 akan dicapai di sebuah negara dengan memasukkan anak-anak sebagai bagian dari rencana vaksinasi.
Peningkatan kasus Covid-19 kemungkinan masih bisa terjadi. Pasalnya, sekolah sudah mulai dibuka. Sejumlah besar anak-anak otomatis akan kembali ke sekolah, melakukan beragam aktivitas, termasuk bermain bersama teman-temannya.
Lantas, apakah anak-anak memang perlu dan harus menjalani vaksinasi Covid-19? Beberapa ahli menyebutkam harus, tetapi ada pula yang menyebutkan tidak perlu.
Sebagian ahli menyebutkan, anak-anak tak perlu divaksinasi Covid-19 karena tidak termasuk golongan rentan. Vaksinasi menjadi tidak perlu bagi anak apabila orang dewasa setuju menjalankan vaksinasi.
Sementara, beberapa ahli tetap memilih vaksinasi Covid-19 wajib bagi anak-anak. Namun, orang tua juga wajib mempertanyakan dan mempertimbangkan keamanan vaksin yang akan diberikan pada buah hatinya.
Namun, merealisasikan vaksinasi Covid-19 pada anak tidak mudah. Jangankan pada anak, vaksinasi untuk orang dewasa saja masih sulit. Pemerintah di banyak negara masih kesulitan meyakinkan vaksinasi Covid-19 aman dilakukan.
Kepercayaan dan keamanan memang menjadi dua poin yang sulit ditembus demi merealisasikan vaksinasi Covid-19. Pasalnya, beberapa negara masih mengevaluasi suntikan vaksin bagi anak.
Sebagian besar negara masih menyetujui vaksin Covid-19 hanya bisa diberikan pada orang dewasa. Meskipun ada yang sudah memperbolehkan vaksin Covid-19 diberikan pada anak-anak.
Keamanan vaksin memang menjadi hal yang paling sensitif. Sebab, persetujuan vaksin untuk orang dewasa dan anak-anak memang sering dilakukan terpisah.
Reaksi kekebalan vaksin bisa sangat berbeda terhadap usia, khususnya yang lebih muda. Para ahli menyebutkan, vaksin yang cenderung tidak aktif aman diberikan pada anak-anak.
Teknologi vaksin yang demikian sudah digunakan sejak lama. Hal itu diterapkan dalam program imunisasi wajib bagi anak.
Tak hanya soal keamanan dan kepercayaan, keterbatasan jumlah vaksin juga menghambat pemberiannya pada anak. Kekurangan dosis vaksin masih banyak dirasakan banyak negara.
Namun kini, kabar baik vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak kian terbuka lebar. Pasalnya, vaksin Covid-19 kian mendapat lampu hijau untuk disuntikkan pada anak-anak.
Beberapa hari lalu, China sudah mengambil langkah memperbolehkan vaksin Sinovac dan Sinopharm bagi anak usia 3-17 tahun. Namun, China belum menetapkan tanggal penyuntikkannya.
Tak hanya China, beberapa negara, seperti Amerika Serikat (AS), Singapura, hingga Hong Kong juga sudah memperbolehkan suntikan vaksin Pfizer pada anak usia 12 tahun. Hal ini juga berlaku pada vaksin Moderna.
Hal yang lebih mengejutkan lagi, Rusia bahkan sudah membuat vaksin Covid-19 anak sendiri. Rusia sudah menguji vaksin semprot anak untuk usia 8-12 tahun. Rencananya, vaksin Covid-19 semprot akan diluncurkan September mendatang.
Bagi sebagian orang tua, adanya vaksin Covid-19 mungkin menenangkan. Ketika sekolah akan mulai menerapkan belajar tatap muka, vaksin diharapkan bisa menjadi solusi di dunia pendidikan.
Di Indonesia, vaksinasi Covid-19 belum menyasar anak-anak. Lansia dan para tenaga kesehatan hingga pekerja publik lebih dikedepankan. Yah, semoga saja titik terang vaksin Covid-19 anak di Indonesia segera datang.