Sabtu 19 Jun 2021 12:34 WIB

Penguasaan Teknologi Jadi Tantangan Guru

Ada satu juta guru yang mengikuti Program Guru Belajar dan Berbagi.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang guru berada di ruang kelas (ilustrasi). Kemendikbudristek menyebut, guru saat ini perlu memiliki keterampilan menggunakan teknologi untuk pembelajaran.
Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA
Seorang guru berada di ruang kelas (ilustrasi). Kemendikbudristek menyebut, guru saat ini perlu memiliki keterampilan menggunakan teknologi untuk pembelajaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Iwan Syahril mengatakan, tantangan pandemi dan perkembangan zaman adalah beradaptasi dengan teknologi. Guru saat ini perlu memiliki keterampilan menggunakan teknologi untuk pembelajaran.

"Percepatan teknologi dalam pendidikan akan berdampak lebih besar jika diterapkan dengan cara berpikir kritis, komunikasi yang baik, kreativitas, dan kolaborasi, atau yang juga dikenal dengan 4C, critical thinking, communication, creativity, collaboration," kata Iwan, dalam keterangannya, Jumat (18/6).

Baca Juga

Iwan berharap, guru-guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan berbagai pemangku kepentingan pendidikan tetap bahu membahu menghadapi Covid-19. Khususnya dalam rangka memastikan pembelajaran tetap berlangsung.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar (Direktur GTK Dikdas) Kemendikbudristek, Rachmadi memberikan apresiasi kepada pada guru dan tenaga kependidikan yang selama ini berjuang untuk tetap memberikan layanan pendidikan meski di tengah pandemi Covid-19. Sebagai bentuk dukungan, Kemendikbudristek telah meluncurkan berbagai seri belajar dan berbagi.

Seri masa pandemi diikuti 231.324 peserta, Seri Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) diikuti 527.451 peserta, Seri Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH) diikuti 14.011 peserta, Seri Belajar ASN P3K diikuti 484.639 peserta, Seri PAUD diikuti 7.052 peserta, dan Seri Pendidikan Inklusi diikuti 119.687 peserta.  

Melalui Program Guru Belajar dan Berbagi, tercatat sekitar lebih dari satu juta guru mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. Selain itu, sebanyak 97.692 RPP telah dibagikan oleh guru seluruh Indonesia dan deretan RPP ini telah diakses sebanyak hampir 100 juta kali dan diunduh sebanyak lebih dari 25 juta kali.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement