REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) dari AstraZeneca menjadi salah satu yang ada di Indonesia. Namun, efek samping berupa pembekuan darah yang disebut dapat terjadi bagi penggunanya, membuat banyak orang khawatir.
Zullies Ikawati, guru besar Fakultas Farmasi UGM sekaligus mantan pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) mengatakan ada hubungan antara kondisi pembekuan darah dengan penggunaan vaksin AstraZeneca, tetapi kejadiannya sangat jarang. Bahkan, jika dihitung berdasarkan persentase sangat kecil.
Meski demikian, ada sejumlah gejala pembekuan darah akibat vaksin AstraZeneca yang tetap harus diwaspadai. Zullies mengatakan pembekuan darah yang terjadi dalam kasus efek samping vaksin ini kebanyakan dijumpai pada pembuluh darah di bagian kepala, yang disebut cerebral venous sinus thrombosis (CVST).
Gejala-gejalanya adalah sakit kepala yang hebat, kadang disertai dengan gangguan penglihatan, mual, muntah, dan gangguan berbicara. Bisa juga dijumpai nyeri dada, sesak nafas, pembengkakan pada kaki atau nyeri perut, serta terkadang dijumpai lebam di bawah kulit.
“Jika terdapat gejala-gejala demikian, segera saja mencari bantuan medis,” ujar Zullies dalam rilis pers yang diterima Republika.co.id pada Senin (21/6).