REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sinar “jahat” untuk kulit tidak hanya berasal dari matahari. DSM Global Skin Expert, Francois Paul mengatakan gawai dan lampu memancarkan blue light atau sinar biru, yang memiliki energi besar.
“Kita harus melidungi diri, baik di luar dan dalam ruangan,” kata Paul dalam acara Virtual Press Conference "The Launching of Wardah Lightening Serum Ampoule”, Senin (21/6).
Terlebih di tengah pandemi, orang-orang banyak bekerja dari rumah, dan lebih sering menggunakan gawai. Karena itu, paparan sinar biru tak bisa dihindari. Sinar biru bisa menembus ke lapisan terdalam kulit dan merusak kolagen.
“Ini tak bisa dikenalikan kalau rusak, jadi harus dilindungi dari sekarang,” ujar Paul.
Dia mengatakan, seseorang butuh produk perawatan yang efektif mengurangi dampak negatif dari sinar biru di kulit.
“Teknologi niacinamide terbukti bisa mengatasi hiperpigmentasi, dan bisa melindungi kulit dari paparan sinar biru,” ujar Paul.
Vice President of Research and Development, PT Paragon Technology & Innovation, dr. Sari Chairunnisa mengatakan ada sejumlah cara mengatasi paparan sinar biru di kulit. Pertama, gunakan skin care dengan kandungan antioksidan, misalnya niacinamide. Kedua, gunakan tabir surya minimal SPF 30 (yang dianjurkan di Asia Tenggara) sesuai kenyamanan kulit.