Kamis 24 Jun 2021 19:28 WIB

Endorse Covid-19 dan Teori Konspirasi yang Itu-Itu Saja

Saat angka kematian terus merangkak naik, masih ada saja yang bicara teori konspirasi

Red: Joko Sadewo
Petugas Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) menguburkan warga yang meninggal dunia akibat terinfeksi COVID-19 di Banda Aceh, Aceh, Selasa (22/6/2021). Data Satgas Penanganan COVID-19 mencatat hingga 21 Juni 2021 jumlah kasus terkonfirmasi positif di seluruh Indonesia mencapai 2.004.445 kasus, 1.801.761 sembuh dan 54.965 meninggal dunia.
Foto: ANTARA / Irwansyah Putra
Petugas Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) menguburkan warga yang meninggal dunia akibat terinfeksi COVID-19 di Banda Aceh, Aceh, Selasa (22/6/2021). Data Satgas Penanganan COVID-19 mencatat hingga 21 Juni 2021 jumlah kasus terkonfirmasi positif di seluruh Indonesia mencapai 2.004.445 kasus, 1.801.761 sembuh dan 54.965 meninggal dunia.

Oleh : Gita Amanda, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Di tengah tingginya penambahan kasus positif Covid-19, dunia maya lagi-lagi digegerkan oleh pernyataan salah satu public figure. Tak perlu saya sebut namanya, karena rasa-rasanya hanya membuatnya semakin banyak dibicarakan saja. Kita sebut saja dia Si Public Figure.

Seperti biasa, pernyataannya selalu membuat geleng-geleng kepala. Entah dari mana pemikiran macam itu bisa disampaikannya, di tengah kondisi yang sangat kurang pas saat ini. Kalau yang belum tahu apa pernyataan Si Public Figure, saya kasih sedikit gambarannya. Dia awalnya mengomentari seorang selebritas yang sedang isolasi mandiri di rumah karena terkena Covid-19. Ia menyatakan, seleb tersebut, di-endorse untuk "mempromosikan" Covid-19 sebagai penyakit menakutkan.

Selama ini Si Public Figure ini memang kerap menggaungkan kalau Covid-19 menurutnya adalah bagian konspirasi global yang dibuat elite tertentu dengan tujuan tertentu. Ia kerap menentang segala aturan terkait pencegahan Covid-19, mulai dari memakai masker hingga pembatasan kegiatan.

Dia selalu beranggapan, segala hal soal Covid-19 ini harus di lawan. Masyarakat harus hidup normal lagi, karena penyakit ini menurutnya hanya dibuat-buat dan tak semenyeramkan yang selama ini diberitakan. Selebihnya kalian bisa cari sendirilah, pandangan-pandangannya soal Covid-19 ini.