REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Lolos dari penyisihan grup sebagai juara Grup C, Belanda, akan menghadapi salah satu peringkat ketiga terbaik penyisihan grup, Republik Ceko, di babak 16 besar Euro 2020, Ahad (27/6) malam WIB. Kapten timnas Belanda, Giorgio Wijnaldum, mengungkapkan, akan tetap menggunakan ban kapten berwarna pelangi dalam laga yang digelar di Stadion Puskas Arena, Budapest, tersebut.
Penggunaan ban kapten berwarna pelangi sempat memicu kontroversi usai dikenakan penjaga gawang sekaligus kapten timnas Jerman, Manuel Neuer, di sejumlah laga penyisihan grup. Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) pun melakukan investigasi terkait pengunaan ban kapten berwarna pelangi, yang dianggap sebagai simbol dukungan terhadap komunitas LGBT(Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transeksual).
Tidak hanya itu, UEFA juga melarang Stadion Allianz, Arena, menggunakan tata cahaya berwarna pelangi di laga Jerman kontra Hungaria. UEFA menilai, penggunaan warna pelangi yang ditunjukan dalam berbagai kesempatan itu memiliki dimensi politik tersendiri.
Di sejumlah negara Eropa, bulan ini memang dikenal sebagai Pride Month, yang menjadi kesempatan para komunitas LBTQ untuk mendapatkan dukungan dari publik. Di sisi lain, sorotan terhadap UEFA terkait isu diskriminasi terhadap komunitas LBTQ pun terus bermunculan.
Secara khusus, sorotan itu ditujukan pada kerjasama yang ditunjukan oleh UEFA dengan Hungaria. Negara tersebut diangagap telah melakukan diskriminasi dengan melarang seluruh diskusi tentang LGBT di sekolah-sekolah.
Namun, Wijnaldum menegaskan, timnas Belanda akan tetap menggunakan ban kapten berwarna pelangi di laga kontra Ceko, yang akan digelar di Budapest, Ibukota Hungaria.
''Ini bukan hanya soal protes terhadap Hungaria. Ban kapten itu memiliki arti penting karena kami mendukung satu cinta. Orang seharusnya menjadi siapa diri mereka. Menurut kami, hak orang untuk menjadi diri mereka sendiri telah dilangar. Sebagai pemain, kami memiliki podium untuk bisa membantu mereka,'' tutur Wijnaldum seperti dilansir Mirror, Jumat (25/6).
Tidak berhenti sampai disitu, eks gelandang Liverpool itu juga mendesak UEFA untuk mendukung langkah yang akan diambil para pemain apabila mereka dilecehkan di sebuah laga, termasuk dengan kemungkinan meninggalkan lapangan pertandingan. Kabar miring memang sempat muncul di laga Prancis kontra Portugal di Budapest.
Di laga tersebut, Kylian Mbappe dan Cristiano Ronaldo dikabarkan mendapatkan sorakan bernada pelecehan berbasis rasialisme dan homoseksualitas. Wijnaldum pun menegaskan, para penggawa timnas Belanda siap meninggalkan lapangan pertandingan apabila mendapatkan pelecehan di laga tersebut.
''UEFA harusnya ada untuk melindungi pemain dan mendukung langkah yang diambil pemain. Para pemain terkadang justru mendapatkan hukuman justru karena berupaya melindungi dirinya sendiri. Jadi, UEFA harus memimpin dalam hal ini. Saya belum tahu apabila saya berada dalam situasi itu. Namun, kami siap meninggalkan lapangan jika hal itu terjadi,'' kata Wijnaldum.