Jumat 25 Jun 2021 16:13 WIB

Dekan FKUI: Jangan Buru-Buru Beli Ivermectin untuk Covid 19

Klaim Ivermectin bisa atasi Covid-19 baru berdasarkan penelitian in-vitro.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
 Obat Ivermectin untuk manusia tampak didistribusikan di Kota Quezon, Manila, Filipina. Ivermectin juga disebut telah didistribusikan di Kudus, Jawa Tengah, untuk mengobati Covid-19. BPOM menegaskan masih melakukan kajian penggunaan Ivermectin.
Foto: EPA-EFE/ROLEX DELA PENA
Obat Ivermectin untuk manusia tampak didistribusikan di Kota Quezon, Manila, Filipina. Ivermectin juga disebut telah didistribusikan di Kudus, Jawa Tengah, untuk mengobati Covid-19. BPOM menegaskan masih melakukan kajian penggunaan Ivermectin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kesehatan dan akademisi, Prof Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH mengingatkan masyarakat untuk tidak terburu-buru mengonsumsi Ivermectin untuk kasus Covid-19. Obat tersebut belakangan banyak ditawarkan secara daring dengan klaim mencegah dan mengobati penyakit infeksi SARS-CoV-2 tersebut.

Prof Ari menjelaskan, Ivermectin memang sudah mendapatkan izin edar dari Badan Pengelolaan Obat dan Makanan (BPOM). Hanya saja, izinnya untuk indikasi sebagai obat cacing, bukan Covid-19.

Baca Juga

Obat cacing yang beredar di tengah masyarakat saat ini, menurut Prof Ari, biasanya menggunakan dosis tunggal. Obatnya bukan untuk dikonsumsi setiap hari selama beberapa hari, seperti yang dipromosikan penjual obat di marketplace.

"Obat tersebut memang membunuh cacing secara langsung, artinya bekerja secara lokal. Karena cacing ada di saluran pencernaan, ketika kontak dengan obat ini, maka cacing itu akan mati. Ini juga berguna untuk parasit lain," ungkap Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu dalam pernyataannya di akun Instagram @dokterari, dikutip Jumat (25/6).

Lalu mengapa obat tersebut sekarang menjadi populer di kala pandemi Covid 19? Prof Ari menjelaskan, klaim yang ramai dibicarakan baru berdasarkan penelitian in-vitro, yaitu penelitian yang baru dilakukan di tingkat sel, masih pra klinik, dan belum sampai uji klinik.

"Nah, di situ disebutkan bahwa Ivermectin ini bisa mencegah virus SARS-Cov2 atau virus Covid 19. Namun, karena masih penelitian in-vitro, masih belum diketahui berapa dosis yang tepat untuk hewan atau manusia ketika mengalami infeksi Covid 19. Jadi ini sejatinya masih sebagai obat cacing," ujar dokter spesialis penyakit dalam-konsultan gastroenterologi hepatologi.

Efek sampingnya...

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement